Jumat, 13 November 2015

Maafkan Ibu Anakku...


Maafkan ibu duhai buah hatiku..
Masih hangat diingatan ibu, bagaimana ibu kehilangan kamu...
Buah hati yang tak ku ketahui telah ada selama 2,5 bulan dan tanpa sempat tahu bagaimana rupa dirimu..

Lima belas tahun yang lalu, di pagi buta ibu merasa kesakitan yang luar biasa, hingga ibu ditemukan bapak pingsan di depan kamar...
Di dalam taxi entah berapa kali ibu pingsan dan bangun lagi, begitu pula di Rumah Sakit..
Bahkan ibu menyuruh dokter untuk segera mengoperasi ibu..
Karena ibu tak kuasa lagi menahan sakit itu
Ibu tidak mengetahui bahwa telah ada dirimu dititipkan dalam rahim ibu...
Ibu tidak tahu bahwa saat itu dokter mengambilmu dari ibu...
Ibu begitu teledor karena memang siklus ibu tidak menentu...
Ah betapa bodohnya ibu..

Ibupun tak merasakan hal yang lain, hanya sebelum hari itu, ibu merasa mual dan tak nyaman..
Ibu katakan kepada orang-orang mungkin ibu mengandung...
Tapi ibu tidak bisa bersegera ke dokter karena sibuk mempersiapkan pernikahan kakak ibu...
Ibu sibuk hingga lalai menjagamu dengan benar...
Padahal hari itu ibu sudah hendak pergi ke dokter untuk tahu ada apa sebenarnya dengan ibu..

Maafkan ibu sayangku..
Ketika ibu tahu ibu telah kehilanganmu...
Hati ibu sakit melebihi sakitnya pisau yang menyayat rahim ibu...
Ibu menangis meratapi kebodohan ibu..
Ibu merintih menahan kesedihan itu..

Duhai anakku... maafkan ibu..
Belum sempat ibu mendekapmu..
Belum sempat ibu menciummu...
Belum sempat ibu memandangimu...
Belum sempat ibu menamaimu...
Bahkan ibupun tak bisa sekedar membuat nisan untukmu..
Ibu tak tahu... karena mereka mengatakan engkau hanya segumpal darah..
Belumlah menjadi janin yang harus dimakamkan..
Tapi bagi ibu engkau tetaplah buah hatiku...
Tapi bagi ibu engkau tetaplah ada...
Yang sampai kapanpun selalu dan menjadi bagian dari hidup ibu..
Yang sampai kapanpun kasih ibu juga tercurah untukmu..
Yang seandainya kini ada sudah menemani kesendirian kakakmu..

Tapi kemudian ibu sadar betapa Allah lebih menyayangimu...
Allah lebih senang engkau berada disisi-Nya..
Di tempat yang indah dalam naungan-Nya..
Bahagia bersama-Nya...
Hidup abadi di dalam ridho-Nya...
Harusnya ibu bahagia untuk itu..
Ibu akan menyimpan seluruh kerinduan ini untukmu...
Ya Rabb jika memang dia untukku... pertemukanlah nanti kami di dalam Jannah-Mu..
Aamiin Allahumma Aamiin..


2 komentar:

  1. Insya Allah sebagai tabungan di akhirat ya, Mak. Semoga kelak dipertemukan di jannah-Nya. Aamiin...

    BalasHapus