Rabu, 17 September 2014

Indahnya Silaturahmi

Kemarin saya berkunjung ke rumah tiga orang teman. yang pertama teman merangkap tetangga dan saudara ketemu gede....hehe. Yang kedua dan ketiga beda Perumahan, dari ketiganya saya mendapat pelajaran yang sangat berharga. Yang hanya bisa dipelajari dari universitas kehidupan lewat bersilahturahmi, Nah lho... lha iya, kalau kita tidak bersilahturahmi tentunya kita tidak akan tahu bagaimana kabar saudara, teman dan tetangga kita kan. Apakah mereka baik-baik saja, butuh bantuan atau bagaimana.


Akan saya ceritakan semua satu persatu, disimak sambil nyemil juga boleh, karena tulisan saya mungkin "agak" panjang.... hehe.

Rumahnya di gang belakang rumah saya, sebenarnya sih hampir tiap hari saya kesana, maklum kan dia buka toko. Nah kemarin pas kesana, dirumahnya juga sedang ada tamu, tapi saya diajak ikutan nimbrung dalam pembicaraan. 

Teman saya bercerita bahwa tamunya itu sudah berumur 64 tahun, tapi sungguh pemirsa, wajahnya masih cantik dan tubuhnya sehat. Si Ibu tadi bercerita bahwa rahasianya cu ma sabar dan iklas dalam menghadapi segala ujian, Kemudian tanpa saya bertanya apapun, si Ibu melanjutkan ceritanya secara garis besar, bahwa dulu dia berangkat dari orang yang tidak berpunya hidup dengan suaminya, tinggal di kost-kostan sempit, sampai akhirnya bisa beli rumah kecil-kecilan, hingga karier suaminya menanjak dan bisa membeli rumah yang megah yang berharga miliaran rupiah, mobil dan semua fasilitas mewah dirumahnya.

Tapi namanya hidup itu penuh ujian, suaminya mulai melirik wanita lain, tidak hanya satu atau dua, suaminya menikah lagi secara siri dengan 4 wanita. Mulailah seperti neraka dirumah, suaminya sering memukulinya, menghinanya dan sebagainya. Pertengkaran demi pertengkaranpun kerap terjadi, demi menjaga putra - putranya si Ibu memilih bercerai dengan perjanjian bahwa rumah yang dia tempati menjadi hak milik anak-anaknya. Dan apapun persyaratan yang diminta suaminya dalam perceraian itu selain anak dan rumah si Ibu menyetujuinya. Walaupun anak-anaknya tidak mendapatkan tunjangan sekalipun dia terima asal bisa bercerai.

Setelah palu hakim diketuk, si Ibu segera mengurus semua surat rumah atas namanya dan anak-anaknya yang waktu itu masih bersekolah. Dengan berbekal tekad yang kuat dan menganggap ini semua sudah di takdirkan oleh-Nya. Beliau mulai membenahi hidupnya, berjualan makanan hasil olahannya kepada tetangga-tetangganya. Kamar yang banyak dirumahnya yang besar, disewakan untuk kost-kostan. Sampai anak-anaknya tumbuh dewasa, bekerja dan menikah. Kini ketiga anak-anaknya selalu mengiriminya uang setiap bulan, menyediakan semua keperluannya. Hidupnya kini sudah sangat tentram, rajin ke masjid dan menghadiri pengajian-pengajian. 

Beliau berkata kepada saya "Hidup itu bagai roda berputar mbak, kadang kita dibawah, kadang kita ditengah atau kadang kita diatas, dan begitu seterusnya, yang terpenting semua harus dijalani dengan kesabaran dan keiklasan, tak pernah surut untuk berharap pertolongan-Nya, insyaallah semua jadi lebih tentram dihati walaupun mungkin hari itu kita tidak punya apa-apa".


========================================

Sorenya, saya sudah janjian dengan teman saya yang lain, ke tempat teman saya yang baru saja mendapat momongan, dan sekalian mengunjungi teman yang anaknya sedang sakit. Tak lupa kami bawakan sedikit oleh-oleh untuk mereka. 

Sebelum berangkat, kami berdua saling tanya, karena teman yang baru saja mendapat momongan ini, kita bertemu beberapa bulan yang lalu dan belum hamil. Lha kok sekarang sudah lahiran...untuk menjawab semua itu kami segera meluncur ke rumahnya di lain komplek. 

Sesampai disana, benarlah apa yang kita pikirkan, teman kita ini mengadopsi anak dari orang lain. Karena sudah menunggu sekian lama hampir 8 tahun, tapi tak kunjung mendapatkan momongan. Bukanya tak bisa hamil, tapi sudah beberapa kali teman saya ini keguguran. Tentu sedih banget kan.. tapi saya melihat dia dan suami sangat sabar.

Dia berkata "Kalau sudah waktunya kami dipercaya, insyaallah pasti dikasih momongan, mungkin sementara ini kami diberi kepercayaan untuk merawat anak orang lain dulu."

Saya lihat dia sangat telaten merawat bayi mungil itu, kami mengatakan kepadanya, agar jangan lupa untuk tetap menazabkan nama bapaknya di bayi. Dan bila kelak dia sudah besar harus dikenalkan dengan mahromnya, dengan orang tua dan saudara yang terikat darah denganya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kelak dikemudian hari ( seperti perkawinan sedarah, karena tidak tahu bahwa bersaudara, sebab putusnya nazab dan sebagainya).

Dan alhamdulillah dia mengerti dan paham. Semoga anak yang dirawatnya menjadi anak yang membanggakan mereka, orang tua kandung dan saudara-saudaranya.

========================================

Kemudian kami lanjutkan perjalanan ke rumah salah seorang teman yang rumahnya didepan rumah si teman yang barusan kami kunjungi tadi. Seorang Ibu muda yang dikaruniai 4 orang anak yang masih kecil-kecil, si sulung masih TK B, bisa dibayangkan adek-adeknya umur berapa kan. Setahun yang lalu dia melahirkan si bungsu, seorang bayi laki-laki yang tampan dan berkulit putih. Masyaallah...

Tapi hari berganti hari, si bayi selalu menangis dan menangis, hingga diputuskan untuk dibawa ke Dokter specialis anak, test demi test dilakukan dan alangkah terkejutnya mereka, bahwa si anak terkena virus ( saya kurang paham virusnya ), yang menyebabkan otaknya dipenuhi cairan dan cairan ini harus dikeluarkan.

Bisa anda bayangkan bayi masih berumur satu minggu, kepalanya harus dilubangi dan disedot cairannnya. Saya dan teman saya ini, ikut menunggu setahun yang lalu di rumah sakit, rasanya tak tega melihat bayi sekecil itu sudah harus di anestesi total setiap hari karena takut akan mengalami kejang terus menerus. Dan operasi itu tidak hanya satu kali, berikutnya dan berikutnya, semua diupayakan, hartapun dikorbankan demi kesembuhan di si bungsu.

Hingga suatu hari, mereka berpikir untuk mencari pengobatan alternatif, sebagai seorang muslim, maka mereka memilih pengobatan yang syar'i, salah satunya Tibbun Nabawi, pengobatan ala Nabi. Si Terapispun mengatakan kepada mereka untuk menguatkan dan menyakinkan hati, karena penyakit itu datangnya dari Allah dan penyembuhnyapun dari Allah juga.  

Untuk memulai terapi itu semua obat kimia harus dibuang, dan hanya boleh mengkonsumsi secara rutin habattus saudah saja. Setiap seminggu atau dua minggu sekali dilakukan pemijatan yang dilakukan oleh terapis. Di awal-awal terapi, setiap hari dari telinga dan mulut si bayi keluar cairan kuning, tapi menurut terapisnya itu adalah cairan dari otaknya. Biarkan saja dan bersihkan.

Terapi terus dilanjutkan, walaupun pelan tapi pasti si bungsu kini sudah bisa merasakan bila digelitik, sudah bisa tersenyum bahkan sudah bisa menyangga kepalanya sendiri. Mungkin masih sangat lambat untuk anak usia 1 tahun, tapi sangat luar biasa bila dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu, yang mengandalkan penyedotan cairan lewat medis, tapi bayi masih tetap tanpa expresi dan hanya bisa diam atau hanya menangis kesakitan terus menerus.

Kini mereka terus berharap dan berdoa untuk kesembuhan putranya. Tak peduli apapun dikorbankan, dulu mau kemana-mana tinggal pakai mobil pribadi. Kini karena banyak harta yang sudah dijual termasuk mobil dan harta lainnya.

Teman saya berkata "Semua saya serahkan kepada Allah,  berusaha sabar dan menerima dengan iklas semua cobaan, insyaallah selalu ada jalan keluar".

Terbukti setiap kali mereka hendak pergi untuk mengantar terapi ke Malang , selalu ada saja teman yang menawarkan mobilnya untuk dipakai dengan gratis. Masyaallah...

Dari silahturahmi saya diatas, banyak yang bisa saya ambil pembelajaran dari setiap masalah yang mereka hadapi dari cara mereka menghadapi semuanya. Mereka bersabar dan iklas, itu kuncinya. Betul apa yang dikatakan dalam Al-qur'an dan Al-hadist, bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Jadi bila kita ingin Allah selalu bersama kita, maka bersabarlah dan sabar itu tiada batas. Jika sabar terbatas, maukah kebersamaan anda bersama Allah juga terbatas ?.

Jadi silaturahmi membawa banyak manfaat, antara lain :
  • Saling mengetahui kabar saudara, dan teman kita, apakah mereka senang atau susah. 
  • Saling berbagi pengalaman hidup dan cara menghadapinya.
  • Saling menasehati dalam kebaikan, saling mendukung, saling menghibur, dan saling mendo'akan
Tak lupa bila bersilaturahmi, bawalah sesuatu ( tidak wajib tapi dianjurkan oleh Rosulullah ), agar yang kita kunjungi merasa senang. ( berpahala kan..), dan satu lagi jangan jadikan ajang silaturahmi sabagai ajang gosip ya, bukan pahala yang kita dapat malah dosa yang semakin menumpuk...

Akhirnya setelah mengetahui kondisi teman-teman, saya mendapat ilmu yang banyak dari pengalaman mereka, kesabaran mereka, keiklasan mereka dan banyak makna kehidupan terkadung didalam kisahnya. Walaupun mereka dalam keadaan kesulitan mereka tetap bahagia dalam keimanannya dan selalu bersyukur atas apapun pemberian dari Rabb-nya, itulah yang membuat saya bahagia dan lega, indahnya bersilaturahmi....

Semoga bermanfaat...

Barrakallahufikum...

18 komentar:

  1. Subhanallaah. Silaturahmi memang sangat bermanfaat ya. Bisa memanjangkan usia kan ya kalo diajarin sama guru ngaji saya dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas... selain itu juga melancarkan rejeki.... ayo jaga silaturahmi...

      Hapus
  2. cakep nih ibu yg diatas, ... hanya org2 yang kuat akan mengatakan sabar itu tidak ada batas nya .... :D

    Salam Cukces mbak irowatiiiiiiiiiiii ...... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mereka Ibu-ibu yang hebat..... salam sukses juga untuk mas fiuuuuuuuu.... ^_^

      Hapus
  3. Subhanllah mbak saya merinding bacanya...Ya Allah sungguh engkau yang mempunyi kehidupan engkau yang mengijinkan semua pilihan engkau yang memberikan pelajaran hidup dari kisah yang terdahulu...Subhanllah...mbak irowati terima aksih bnyk y mbak jadi berlinangan air mata ^-^ Semoga mbak Irowati mendapatkan sellalu pahala kebaikan dari Allah SWT aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mas Angki... Aamiin aamiin allahumma aamiin..
      Begitu pula semoga Allah selalu memberi kebaikan, kebahagiaan dan kelapangan untuk mas Angki... aamiin

      Hapus
  4. aku semangat membaca tulisan ini mak ,,,,sukaaaa sekali

    "Hidup itu bagai roda berputar mbak, kadang kita dibawah, kadang kita ditengah atau kadang kita diatas, dan begitu seterusnya, yang terpenting semua harus dijalani dengan kesabaran dan keiklasan, tak pernah surut untuk berharap pertolongan-Nya, insyaallah semua jadi lebih tentram dihati walaupun mungkin hari itu kita tidak punya apa-apa"

    Makasih ya mak Iro,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mbak Dwi.... semoga kita selalu & saling mengingatkan ya mbak...

      Hapus
  5. Silahturahmi gak cuma pas lebaran aja ya.. Di jaga terus jgn sampai terputus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas... agar pahala tetap mengalir dan persaudaraan tetap terjalin.

      Hapus
  6. aduh aku baca ceritanya sampai sedih sendiri...indahnya silahturahmi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi dari situ kita bisa belajar bersyukur dengan apa yg telah diberikan Allah kpd kita ya makk... ternyata masih dlm ujian tp mereka sabar dan menghadapinya dg iklas...

      Hapus
  7. Subhanallah begitu banyak manfaat silaturahmi ya mbak. Membaca tulisan ini seperti mengingatkan saya untuk terus menyambung tali silaturahmi dg siapa saja agar saya bisa mendapatkan hikmah dibalik silaturahmi, TFS mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak... sama2...
      Ikutan GA-nya yaaaa.... ^_^

      Hapus
  8. Subhanallah... ketegaran dan keikhlasan si ibu berbuah manis.

    BalasHapus
  9. subhanallah indahnya silaturahmi membawa hikmah agar kita senantiasa bersyukur, atau termotivasi dengan kisah hidup orang lain :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak...banyak yg bisa kita petik dari saling bersilaturahmi....

      Hapus