Jumat, 21 Maret 2014

Unforgettable Journey, Menjemput Jodoh


Perjalanan ini sebenarnya terjadi sudah belasan tahun yang lalu, waktu itu aku masih memakai seragam abu-abu putih alias masih SMU, tetapi karena ini adalah perjalanan yang panjangggg....maka inilah perjalanan yang tidak pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Jadi Unforgettable Journey-lah kalau kata orang enggres-enggres sana.

Pagi buta itu terjadi kerempongan dirumah kami, kami bersiap-siap hendak ke pesta Pernikahan PakLikku, PakLik hendak menjemput plus menikah dengan gadis pujaannya yang berasal dari  sebuah desa bernama Watu Agung kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek, jadi pagi itu kami sekeluarga berombongan, menyewa mobil Elf untuk menuju tempat tujuan, berbagai bawaan sudah kita persiapkan didalam kardus, karena kata PakLik rumah gadis pujaannya diatas gunung jadi bawaannya dipack di kardus saja biar mudah membawanya.

Setibanya didaerah Trenggalek, sesuai intruksi si calon mempelai pria alias PakLik, pak Sopir melajukan mobilnya melewati jalan demi jalan, hingga melewati sebuah jalan yang berkelok-kelok naik dan menanjak, wahhhh ini dia perjalanan yang mendebarkan, karena sebelah sisi kami tebing sedangkan sisi lainnya adalah jurang....waaaaa....aku ingat waktu itu masih pukul 08.00 WIB, tapi jalanan berkabut dan dinginnya....berrrr...sampai-sampai rambut kami jadi basah kuyub oleh kabut yang berupa embun.

Satu dua tiga kali putaran mobil masih bisa bertahan, tetapi selanjutnya, mobil Elf sewaan ini sudah tidak sanggup lagi, tiba-tiba pak sopir berteriak "Turun satu, turun satu, mobil gak bisa maju mau longsor ke bawah...cepat cari batu..! ganjal ban....!!!!"...Serentak kami yang didalam ketakutan.....haaaa....mobilnya berjalan mundur, alhamdulillah salah satu kerabat kami yang duduk didepan dekat pak sopir cepat melompat keluar dan mencari batu, yang kebetulan banyak disekeliling jalan, segera saja dia lemparkan tepat dibelakang ban mobil kami......huffff.....kemudian kami semua turun dari mobil, rasanya sampai gemetaran, bagaimana tidak?...bila tidak segera diganjal...bisa-bisa kami semua masuk ke jurang....Masyaallah....

Setelah beberapa saat, pak sopir berunding dengan beberapa kerabat dan akhirnya memutuskan, perjalanan tidak bisa dilanjutkan dengan mengunakan mobil ini, karena medannya terlalu menanjak. Akhirnya kita akan meneruskan perjalanan dengan naik angkutan umum Mikrolet yang biasa digunakan penduduk setempat untuk transportasi. Keluarga kami dibagi menjadi beberapa rombongan, karena Mikrolet yang lewat, tentunya sudah banyak penumpangnya.

Setelah semua terangkut Mikrolet, perjalanan menuju calon Bulikku ini dilanjutkan. Walaupun berhimpitan di Mikrolet bersama para pedagang dan petani, yang beberapa dari mereka membawa barang dagangannya ada ayam, ada hasil bumi, tidaklah mengapa, asalkan selamat sampai tujuan.

Setelah beberapa saat sampailah kami di Kecamatan Dongko, Kecamatan ini terlihat ramai oleh para pedagang, karena kata PakLaik disitu biasa berkumpul para pedagang dan tengkulak hasil bumi dari desa-desa sekitar, termasuk dari desa calon istrinya. Aku mengira perjalanan ini tinggal sebentar lagi, ternyata oh ternyata....ini adalah masih permulaan....what ?????.......

Kata PakLik untuk menuju desa Watu Agung harus naik Angkutan umum lagi, dannnnnn.....angkutan umum itu adalah mobil Pick Up sodara....orang sana menyebutnya "Mobil Cikrak", karena memang gak lagi seperti pick up, yah mobil Pick up yang sudah dirombak sedemikian rupa untuk mengangkut penumpang atau barang naik turun bukit !....woww...

Jadi desa calon BuLikku ini diatas bukit.....hehe.. Rombongan dibagi lagi menjadi 2 mobil Pick Up, mulailah kita menaiki Pick up ini, sejurus kemudian aku tidak berani lagi memandang jalan, karena begitu melihat jalan, kita itu sudah benar-benar dipinggir jurang....!. Waaaaa.....takut sekali, sambil mendekap tas rangsel yang aku bawa dari rumah, aku mencoba melirik ke arah depan....haaaa...ternyata didepanpun jurangggg......duh gimana ini...?. Jadi disisi tebing dan disisi satunya jurang yang tanpa pagar pembataspun, bisa dibayangkan kan ngerinya seperti apa. Mungkin seperti pembalap-pembalap profesional di TV itu si pak sopir Pick up ini, karena dengan lihainya dia belok, dan menanjak, padahal setiap kelokan pasti jalannya sempit dan pinggirnya jurang....Benar-benar uji nyali !!...

Ilustrasi jalan yang kami lalui mengunakan Pick Up (gambar dr sini)

Setelah menanjak, berkelok dan berkelok lagi selama kurang lebih 30 menit, dan aku hampir saja mabuk, sampailah kita didataran yang landai, kami semua turun....Wah sudah sampai nih pikirku...
"Lik sudah mau sampai ya..." tanyaku....
"Ya itu diatas rumahnya...jalan saja,gak bisa naik mobil" jawabnya enteng...
Wah diatas jalan kaki, berarti sudah dekat nih ya....saat itu kemungkinan sudah pukul 10.00 atau 11.00an.

Dengan senang kita bergerombol berjalan kaki, karena merasa tempatnya sudah dekat, dan perut sudah mulai keroncongan. Setelah berjalan di daerah pedesaan yang terletak diperbukitan, sangat asri, rumahpun jaraknya berjauhan, sepanjang jalan yang kami lihat hanya hijau tanaman dan biru langit dan perbukitan, tetapi kenapa gak berhenti berhenti ya....
"Lik kok gak sampai-sampai sih...." tanyaku lagi
"Masih jauh, diatas itu lo rumahnya..." jawabnya
"Atas mana...."
"Itu yang banyak pohon kelapanya..." jawab PakLik sambil menunjuk arah diatas bukit yang tampak bergerombol pohon kelapanya.
"Hahhhhh....itu itu itu kan jauhhhhh...ya elah....berarti kita akan berjalan mendaki dong?..." hampir semua berkata sama...
PakLikku hanya nyengir....Jadi perjalanan kaki yang kita mulai ini masih dilereng bukit, sedangkan rumah calon BuLikku berapa diatas bukit, yah mau bagaimana lagi, perjalanan harus dilanjutkan....!

Kata PakLik, belum ada kendaraan yang bisa masuk, karena jalannya naik turun, benar saja, setelah melewati pedesaan yang seperti hutan itu kami harus menyeberangi sungai yang licin dan berbatu besar, dan lebarrr......benar-benar jadi si Bolang kalau begini, atau para Pecinta Alam....Sebenarnya bisa melewati jembatan gantung, berhubung jembatannya lagi diperbaiki maka kami harus menyeberangi sungai yang lebar itu, alhamdulillah sungainya sedang surut airnya, jadi tidak membahayakan...

Ilustrasi sungai yang kami seberangi ( gambar dr google ) 

Melihat jam sepertinya sudah Dhuhur waktu itu, kebetulan kami melewati sebuah masjid yang lumayan besar kalau untuk ukuran orang pegunungan ya....ternyata masjid milik orang terkaya didesa itu. Sambil bergantian melaksanakan sholat kita istirahat sejenak, dan membuka perbekalan, untung tadi bawa bekal ya...coba gak bawa bisa kelaparan dhong...Dan pemilik Masjid sangat baik hati memberi kami hidangan ala kadarnya dan es syrup.....slurupppp....segerrmnyaaa.....bener-bener nikmat !...

Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih kami melanjutkan perjalanan, kali ini melewati persawahan, dilanjutkan melewati jalan setapak yang dikanan kirinya banyak terdapat tanaman Vanili, baru tahu seperti apa  Vanili, yang kalau diolah dipabrik menjadi Extra Vanila yang baunya harum itu. Disisi kanan kiri juga terdapat batu-batu besar, besarrr banget, mungkin itu kenapa dinamakan desa Watu Agung ( batu besar), ketika aku iseng menaiki batu ini, ternyata....Subhanallah...dari situ kita bisa melihat laut yang luas disebelah bukit..biru dan putih....indah banget pokoknya. Rasanya menyesal sekali kita gak bawa alat dokumentasi.

Pohon Vanili (gambar dr sini )
Ilustrasi laut yang terlihat dari atas, sepertinya dekat,
padahal Juahuh.....(gambar dr sini )

Kemudian kami melewati hutan Pinus, disekeliling kami hanya pohon Pinus terpampang nyata.....tak lupa aku sempatkan mengumpulkan bunga-bunga pinus kering yang buanyak berserakan dibawahnya, aku simpan di ransel, kata PakLik gak mengapa.... Hehehe buat Souvenir dari gunung.......Perjalanan masih menanjak dan menurun, ketika beberapa kali menanjak dan menurun kakiku rasanya sudah gemporrrr.....aku istirahat sebentar tapi rombongan yang lain sudah jauh didepan...karena kasian Kakakku mengendongku beberapa saat sampai capekku berkurang ( waktu itu tubuhku kan kecil dan krempeng hehe jadi enteng , kalau sekarang mana tahan....)......Terimakasih Masku yang ganteng.....hehe...

Ilustrasi gambar hutan pinus (pinjam dr sini )
Bunga pinus

Tapi kasian juga kakakku juga kecapaian karena jalan terus saja naik dan turun, akhirnya aku turun dan dicarikan kayu untuk tongkat oleh PakLik....Bener-bener perjalanan yang panjang Likkkk.....
"Lik kapan to ya sampainya....?" tanyaku lagi
"Sudah dekat kok...." Jawabnya enteng...
"Yah dari tadi dekat dekat, mana gak sampai - sampai..." Omelku...
PakLik lagi-lagi hanya nyengir, dan tertawa....hahaha....

Ternyata mungkin benar kata PakLik, perjalanan ini hampir sampai, karena kami memasuki daerah yang mulai padat penduduk, setiap kami berpapasan dengan mereka, mereka mengajak bersalaman, dan bertanya apa kabar, dari mana, mau kemana, dan mereka berkata, oooww sudah dekat kok...
Alhamdulillah dalam hati kalau sudah dekat, ternyata dekatnya ukuran kita dan ukuran mereka itu beda.....karena perjalanan dekat mereka itu masih hampir 1 jam perjalanan kaki kita.....hiks....Likkkk....???!! kenapa cari istri jauh amattttt...????!!!....hihi namanya Jodoh ya....walaupun nylempit ya ketemu saja....wkwkwkwk...

Akhirnya perjalanan itupun berakhir juga...sampailah dirumah calon BuLikku yang berdiri disisi tebing, di depannya tanah menurun, mirip jurang tapi landai dan banyak ditumbuhi pohon Cengkih dimana-mana. Sampai ditujuan kurang lebih pukul 04.00 sore. Bisa dibayangkan kan berapa jam kami berjalan hampir 5 - 6 jam.....Rasanya kaki ini benar-benar sudah seperti di gempur palu....hehe lebay...karena pegellll semua. Kami merasa penat, kami ingin mandi, dan segera kami diantar ke pemandian umum....ow ooow....kami yang tidak biasa ya sangat kebingungan. Mandi bersama-sama di pancuran tanpa pembatas. Kami putuskan gak jadi mandi, hanya cuci muka dan wudhu saja. Sedheso-dhesonya aku tapi kan mandi ya di kamar mandi rumah sendiri, kalau campur begini maluuu....

Ilustrasi Kebun Cengkihnya mungkin spt ini (gambar dr google )

Didesa paman tidak ada WC, adapun hanya kakus yang bentuknya seperti lubang ukuran kira-kira diameter 15-20 cm dan bila sedang BAB, penutupnya dari rumput yang dianyam sedemikian rupa membentuk tudung saji setengah lingkaran yang diberi tali untuk menarik ke atas dan kebawah.....Hehe...BAB kok seperti ayam yang dikurung. ya....atau mirip dalam tempurung kura-kura...hehe...Begitulah beda wilayah beda kebiasaan.

Setelah bebersih diri walaupun cuci kaki tangan dan muka saja, keluarga mempelai wanita menyediakan hidangan untuk menyambut tamu ala mereka. Di desa tersebut pemirsa, tidak ada toko sama sekali, jadi mereka turun gunung sebulan sekali untuk beli beras, atau kebutuhan lain. Dan bumbu-bumbu dapurpun ya seadanya yang penting ada garam. Untuk sayuran mereka ambil dari tanah pekarangan sendiri, dan Cengkih adalah tanaman untuk kehidupan mereka, jadi dimana-mana banyak sekali Cengkih.

Kembali lagi kepada hidangan, dihidangkan dalam semangkok sayur, kami lihat sih seperti kare ayam, hemmm enak nih....setelah kami aduk tidak ada ayamnya...apa ini, kata PakLikku ini sayur Tewel / nangka muda, yang dicacah, dengan daging ayam yang disuwir-suwir, jadi satu disitu. Berhubung lapar semua, kita makan saja seadanya, rasanya nikmat - nikmat saja. hehe....lapar apa doyan?..

Dan disini belum ada listrik, ketika malam tiba suasana gelap, hanya lampu ublik / minyak tanah, atau yang kaya mengunakan lampu petromak....Dan biasanya kalau malam banyak sekali Serigala yang berkeliaran, makanya setiap malam ternak-ternak mereka masukkan didalam rumah, takut dimakan para Serigala. Dan benar saja waktu malam tiba, suara - suara serigala mengaum terdengar nyaring....hihhhh....sampai ngeri mendengarnya...Agar serigala- serigala tidak mendekati rumah, penduduk disana biasa membuat api unggun atau disebut Diang didepan rumah - rumah mereka. Biasanya mereka datang bergerombol, ngeriii kan??...

Keesokan harinya pagi-pagi sekali kami, mumpung masih gelap, kami mandi...dan beberes. Karena rencananaya setelah acara usai kita segera pulang. mengingat perjalanan sangat panjang. Ada yang unik disini, kalau didesaku bila ada saudara/ tetangga yang menikah, kita ke acara pernikahan membawa angpao atau sembako. Kalau disini mereka rata-rata membawa sayur-sayuran, ada yang membawa kacang panjang, Nangka, Kecipir dan lain-lain. Dan waktu pulang diberi buah tangan berupa nasi satu mangkok besar plus sayur yang sudah dimasak. Nasi disana jangan dibayangi seperti nasi disini ya....Nasi disana berupa nasi yang sudah dicampur tiwul. Beras adalah makanan yang berharga, maklum mereka kan rata-rata petani Cengkih dan jarang sekali ditemukan sawah, kecuali dilereng-lereng yang datar.

Setelah acara selesai kami berpamitan pulang...dan perjalanan panjang seperti diatas akan kami ulang kembali...hehe....Tetapi kami tidak menyesal walaupun capek, karena disisi kanan atau kiri kami terpampang lukisan alam yang sangat indah dan benar-benar telah menjadi Unforgettable Journey bagi kami semua.

Inilah cerita panjang tentang perjalanan menjemput jodoh PakLikku yang rasanya tidak pernah terlupakan sepaanjang hidupku, menjadi seorang Bolang yang blusukan di sawah, sungai, hutan, pedesaan dan perkebunan. Merasakan hidup di gunung yang jauh dari kecanggihan jaman, tanpa TV, tanpa Listrik dan setiap malam mendengar suara alam dan Serigala. Tetapi sekarang alhamdulillah kata PakLik, listrik sudah ada, TV sudah ada, jalanpun sudah dibangun jadi untuk perjalanan kakinya tidak terlalu jauh lagi.




20 komentar:

  1. jalannya sempit dan pinggirnya jurang.
    Lalu melihat foto ilustrasinya ...

    Langsung merinding ...
    meleng sedikit apa jadinya ... perlu konsentrasi tinggi ini ...

    salam saya

    (21/3 : 1)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya om...sy sj merem terus stlh lihat jurangnya....deg-deg plas....tp mrk sdh profesional bgt kok...alhamdulillah selamat sp tujuan..terimakasih om...

      Hapus
  2. Wah sepertinya seru,,,, saya pernah mengalami perjalanan yang hampir serupa ketika Menembus perjalanan Jogja-Klayar. Medannya memang lebih ekstrim itu ... hanya saja saya berangkatnya malam hari.... 1 motor berdua malam2 di tengah hutan... serem...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seruuu banget mak lah jalan kaki segitu jauhnya...hehe...Duhhh lebih serem tuh ditengah hutan malam2...pasti seremmm...hiiii..

      Hapus
  3. Wuuuiihhh... perjalanannya mak... Deg2ser liat jurangnya... btw sukses ya mak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak deg-deg ser banget....alhamdulillah selamat sp tujuan...Terimakasih mak Tina

      Hapus
  4. Balasan
    1. iya mak...sesuatu banget..hehe...trimakasih sdh berkunjung

      Hapus
  5. Wah jadi inget reality show tentang supir2 truk yang bawa muatan lewat medan2 berbahaya, sama cerita tentang serigalanya bikin merinding juga nih Mak, ga kebayang gerombolan serigala di dekat rumah hiiii, tapi seru ya kalau dikenang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mak...seru dan paling ngeri ya dijurang dan serigala2 itu...suaranya bkin merinding bombay...hehe

      Hapus
  6. ya Allah mak foto ilustrasi jalan itu jadi deg2an, ngeri bingitt
    makasih ya sudah terdaftars ebagai peserta :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ilustarinya masih lumayan pkai jalan aspal Mak...yg sebenarnya jalan makadam saja, batu plus tanah...hihihi tambaha ngeri bingitttt...Sama2 mak sdh dibolehin ikutan GA-nya..

      Hapus
  7. Wow! Sensitif banget memang masalah ini, tapi mau tidak mau harus dijalani juga kan?

    Mari berkunjung juga ke Berwisata di Bawah Bayang Syariat http://bairuindra.blogspot.com/2014/03/berwisata-di-bawah-bayang-syariat.html?showComment=1395825407620 Tks ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups....siippp meluncur kesana...trimakasih...

      Hapus
  8. aku suka sekali sama pohon pinus mak,,,ademmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak...ademmm dan baunya itu lo suka saya....gmn gt ya...terimakasih sdh berkunjung mak....

      Hapus
  9. Luar biasa banget nih perjuangan paklik menjemput jodoh ya Mak ;) Rombongan pasti gempor semua tuh sesampai di sana hehehe...

    Terima kasih sudah ikut meramaikan GA Unforgettable Journey ini. Good luck :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. super gempor mak Uniek....hihi...sama-sama makkk......

      Hapus
  10. mak sekarang d tempat pak lik masih ad penanam vanili ga? mohon infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf sy tidak tahu karena sekarang pak lik sdh berpisah dg istrinya jd sdh kehilangan kontak

      Hapus