Senin, 03 Maret 2014

Ketulusan akan terbayar dengan Indah

Pernahkah anda membaca buku "Setengah isi setengah kosong", karya Parlindungan Marpaung, yang berisi 63 kisah inspiratif. Buku tersebut menurut saya berisi banyak pelajaran hidup, berulang kali saya membacanya tetapi tidak pernah merasa bosan. Ada satu cerita yang berjudul "Telah dibayar lunas dengan segelas susu".
Dikisahkan ada seorang anak lelaki miskin yang sedang kelaparan dan memutuskan untuk meminta makanan. Namun keberaniannya lenyap saat seorang wanita muda membuka pintu. Anak tersebut tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air, tetapi karena iba, wanita muda ini memberinya segelas susu. Diminumnya susu itu dengan lahapnya, dan bertanya "Berapa saya harus membayar untuk segelas susu ini?". Wanita muda itu menjawab, "Kamu tidak perlu membayar apapun, karena orang tua kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran jika kami melakukan suatu kebaikan."

Beberapa puluh tahun kemudian, wanita muda itu sudah lanjut usia dan menderita sakit yang kronis. Dokter di kotanya sudah angkat tangan. Kemudian ia dibawa ke kota besar untuk bisa ditangani oleh dokter spesialis. Seorang dokter spesialis dipanggil untuk menangani pasien tersebut. Ketika sang dokter mendengar kota asal wanita tersebut, matanya berbinar dan terlintas kenangan dalam pikirannya. Segera dia mengunjunginya, dan ia langsung mengenali wanita tersebut.

Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya wanita itu bisa disembuhkan. Wanita itu menerima amplop tagihan RS dengan rasa takut, karena ia tahu tak akan mampu membayar, meskipun dicicil seumur hidupnya. Dengan tangan gemetar ia membuka amplop itu dan menemukan catatan dipojok atas tagihan, "Telah dibayar lunas dengan segelas susu." Ternyata dokter spesialis tadi adalah anak lelaki miskin yang kelaparan dan pernah diberinya segelas susu.

Dari kisah ini kita bisa belajar memahami bahwa setiap ketulusan akan terbayar dengan indah, hal ini juga sering saya alami. Tetapi saya akan menceritakan kisah teman saya saja. Saya mempunyai teman yang hidupnya pas-pasan tapi hatinya sangat baik. Memang dia tidak mempunyai harta yang banyak tetapi hatinya kaya akan kebaikan. Setiap kali ada tetangga dan saudara yang membutuhkan bantuan, pastilah dia membantu dengan senang hati, karena dia tidak mempunyai harta untuk membantu dia meluangkan sedikit waktu dan tenaganya, ditengah kesibukannya berjualan. Bila ada tetangga atau saudara yang sakit, dengan segera dia datang, menanyakan apa yang bisa dibantunya, memijatnya atau apa sajalah yang bisa dilakukan untuknya. Begitupun bila ada yang hajatan, tanpa disuruh atau dibayar dia akan membantu dengan keiklasannya. Dia berkata, "Saya tidak punya uang untuk membantu tapi saya punya tenaga dan badan yang kuat untuk bisa membantu."

Karena ketulusan dan kebaikan hatinyalah mungkin ketika suatu hari dia ingin menikahkan putranya, semua teman, tetangga dan saudara berduyun-duyun membantunya, dari mulai menyediakan tenda, makanan, minuman, kue-kue, elektron, tata rias dan semuanya. Semua didapatnya tanpa membayar sepeserpun, sampai-sampai dia hanya bisa terbengong dan bersyukur atas semua itu. Padahal semula dia akan menyelenggarakan acara pernikahan itu dengan sederhana, cukup akad nikah dan tasyakuran yang dihadiri saudara dekat dan tetangga kanan kiri saja. Tetapi Allah berkehendak lain ditengah kesempitannya, diberi-Nya kelapangan kepadanya sebagai balasan atas semua ketulusan yang telah dia berikan kepada sesamanya.

Begitulah Allah selalu memberikan keindahan dan kenikmatan bagi siapa saja yang berhati tulus dan mengkayakan hatinya dengan kebaikan. 

Allah berfirman : "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan) nya ( QS. Az-Zahzalah : 7 )

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hambaNya selama hambaNya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiayallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda. "Bukanlah kaya itu karena banyaknya harta. akan tetapi kaya itu adalah kekayaan jiwa." ( HR. Bukhari - Muslim )

gambar dari google

Jadi apapun yang diberikan dengan tulus adalah kekayaan, kekayaan yang tersimpan, seperti menanam benih buah-buahan yang sewaktu-waktu tumbuh subuh, suatu saat berbunga indah dan berbuah manis. Dan kebaikan yang harus dibagi tidak harus dengan harta yang banyak, untuk apa memberi banyak tetapi tidak tulus, lebih baik apapun yang kita punya sekecil apapun itu (tetapi bila bisa memberi yang banyak dan baik itu lebih baik, disesuaikan kemampuan), bila ada yang membutuhkan bantulah dengan tulus tanpa mengharap apapun. Saat hati ini tulus dalam memberi, hati ini akan meluap gembira bila melihat kebahagiaan atau sedikit saja senyum disudut bibirnya. Semoga Allah selalu mengkayakan hati kita dengan kebaikan dan ketulusan. Allahumma Amiin.

Semoga bermanfaat...

Barrakallahufikum....


2 komentar:

  1. Mak,,, Telah dibayar lunas dengan segelas susu,,, Betul2 cerita yang menyentuh ya Mak,,,, saya baca kisah itu g pernah bosan :(

    Nah ngomongin cerita ttg seorang teman mak, sama PERSIS SIS SIS,,, Sama cerita mbah saya (tetangga yang sudah sepuh dan sudah saya anggap seperti kakek dan nenek kandung sendiri) suatu ketika akan menikahkan anaknya,,, namun karena keterbatasan biaya, si mbah hanya ingin menyelenggarakan syukuran biasa saja, namuuun diluar dugaan, karena si mbah orang yang baik, dan sangat baik, senang membantu,,,, tidak disangka2 bala bantuan datang dari tetangga dan teman2nya, mulai dari pelaminan, tenda, makanan, aaahhh intinya semuanya benar diluar dugaan mak,,, Jadi benar, kekuatan ketulusan itu, memang benar2 ada,,, dan akan berbuah manis pada waktunya,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget mak Tina...Subhanallah...cerita2 spt itu hrs kt teladani dan kt critakan kpd anak kt,,,agr mrkpun bs belajar dr sebuah ketulusan ya mak...trimakasih u berbagi kisahnya...jd menguatkan hati u berusaha supaya tulus dlm memberi pertolongan ya mak tina,,,,

      Hapus