Dimana-mana di TV, di koran, di Internet, berita yang terpampang adalah banjir dan banjir, trenyuh juga melihat saudara-saudara kita tersebut dalam penderitaan, tetapi semua musibah pasti ada sebabnya, bisa juga ini adalah ujian bagi orang-orang yang beriman. Hendaknya semua dicermati dengan positif, agar bisa ditemukan jalan keluar yang baik. Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah status fesbuk, lucu juga bunyinya tapi sebenarnya bila direnungi status ini penuh makna.
Jangan marah jika hujan turun terus menerus sehingga mengakibatkan banjir....mau tau penyebabnya ?? Masih ingatkah pada tanggal 01-01-2014, pukul 00.01 ??, manusia menyerang langit dengan berjuta-juta bahkan milyaran petasan....jadi terimalah dengan iklas dan lapang dada serangan balik dari langit...mestinya kita bersyukur karena cuma air yang turun, coba bayangkan kalau yang turun dari langit itu PETASAN ! =))
Benar juga, bila yang turun hujan milyaran petasan betulan bukan air, pasti heboh sekali dunia ini, melebihi hebohnya bencana banjir dimana-mana saat ini. Jadi selayaknya kita bersyukur atas apa yang sedang menimpa, jika bumi dihujani petasan juga tidak mungkin, tetapi bila hujan meteor bisa jadi kan? Masyaallah....
Tidak mungkin juga karena petasan /kembang api mendatangkan hujan yang menyebabkan banjir. Karena hujan adalah rahmat yang dikirim Allah untuk semua mahluk di muka bumi ini, seperti dalam firman Allah berikut ini :
"Dialah (Allah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dari hujan itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS.Al-Baqarah : 22)
"Dialah yang meniupkan angin, sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-NYA (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." (QS. Al-A'raf : 57)
"Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, (sebagai) rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan kami hidupkan dengan (air) itu negeri yang mati (tandus), Seperti itulah terjadinya kebangkitan (dari kubur)." ( QS. Qaf : 9-11 )
Tapi pada kenyataannya manusia sendiri yang menciptakan musibah untuk dirinya sendiri, mereka membuat kerusakan di bumi, padahal Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan dimuka bumi, dalam firman-NYA :
" Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-NYA dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan" (QS. Al-A'raf : 56)
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( ke jalan yang benar)." (QS. Ar-rum : 41)
Banjir bukanlah salah hujan, semua musibah adalah atas kesalahan manusia itu sendiri, Allah berfirman :
" Dan semua musibah yang menimpamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahan-kesalahanmu)" (QS. Asy.Syuura : 30 )
Begitu banyak kerusakan yang telah dilakukan manusia dibumi ini :
- Mengotori bumi dengan sampah. Tak bisa dipungkiri kita setiap hari menghasilkan sampah, tetapi alangkah baiknya kita lebih bijak dalam membuangnya. Tentu dari banyaknya manusia yang membuang sampah disungai, di parit dan tempat -tempat yang bukan semestinya, sungai akan penuh dengan sampah, sampah berserakan dimana-mana. Bila hujan, bisa dipastikan air akan meluap karena sungai tidak bisa mengalir dengan baik. Banjirpun tak bisa terelakkan.
| ||
- Pembangunan perumahan yang tidak dibarengi dengan pembuatan resapan air yang memenuhi syarat. Biasanya lahan sebelum dijadikan perumahan asal mulanya bisa sawah, tambak,atau perkebunan dan biasanya ada sungai atau parit atau apalah didalamnya, sebelum bangunan didirikan pastilah tanah diuruk sampai sekian meter, dengan harapan perumahannya tidak banjir, tetapi mereka tidak memikirkan rumah-rumah penduduk disekitar mereka, tidak berpikir bahwa sungai atau parit yang mereka tutup dengan tanah itu adalah saluran air yang berguna untuk menyalurkan air, tidak berpikir untuk membuat parit-parit atau saluran air yang memenuhi syarat. Pernah dulu waktu saya masih bekerja, kantor saya baru saja pindah di sebuah areal perkantoran yang luas, tetapi sering sekali bila hujan daerah sekitarnya banjir sedang kantorku aman-aman saja. Sampai suatu ketika tiba-tiba terjadi keributan, penduduk setempat marah besar dan melempari pertokoan kami (alhamdulillah hanya di depan-depan saja, karena kantor saya agak dibelakang), mereka menuntut pihak pengembang untuk membangun resapan, karena pihak pengembang sudah mempersempit dan bahkan mau menutup aliran sungai yang membagi 2 areal pertokoan kami. Sehingga mengakibatkan sungai tidak bisa mengalir dan meluap ke rumah-rumah penduduk disekitarnya. Ini hanya contoh kecil, jika kita mau menghitung sudah berapa ribu perumahan dan pertokoan/perkantoran yang memanfaatkan lahan-lahan resapan air, bisa dibayangkan air-air ini akan mengalir kemana jika debet airnya tinggi.
- Semakin maraknya pengundulan / pembakaran hutan untuk perluasan areal kebun sawit atau persawahan, atau bahkan villa - villa didaerah hulu dan penebangan hutan secara ilegal, membuat bumi semakin meratap, bagaimana tidak, dengan hutan-hutan ini oksigen dan sumber air terjaga, dengan adanya pohon-pohon dihutan, air akan terserap ke dalam tanah dan tersimpan di tanah dan akar-akar pohon, bila hutan ini sudah gundul tanpa dilakukan reboisasi atau penanaman kembali, bisa dipastikan air mengalir turun deras ke dataran, dataran yang tidak ditopang pohon-pohon, lama kelamaan tidak akan sanggup menahan debit air dalam tanah, bisa dipastikan tanah dan air akan longsor, longsoran tanah dan pasti membawa material batu dan kayu akan masuk didalam sungai dan menjadikan aliran sungai terhambat serta pendangkalan sungai. Yah ibarat kalau pak Ogah yang plontos itu kehujanan...pasti air dengan cepat turun ke tubuhnya, tidak perlu melewati rambut-rambut sebagai pelindungnya....( maaf ya pak Ogah ).
Hutan ditebang tanpa penanaman kembali ( gambar dari google ) |
- Pemanasan bumi ( global warming ) karena polusi ( pabrik - pabrik, kendaraan bermotor, efek rumah kaca dll ) sudah pada tahap yang memprihatinkan, yang paling terlihat adalah bahwa mencairnya lapisan es dikutub bumi, lelehan lapisan es di kutub tersebut menyebabkan permukaan air laut menjadi naik, akibatnya banyak menggerus permukaan bumi yang rendah ( pantai ) yang menyebabkan abrasi. Bila pantai tidak dilindungi dengan hutan mangrove dan batu karang, bisa dipastikan abrasi akan terus berlanjut.
Abrasi laut ( gambar dari google ) |
- Pengrusakan Mangrove, pengambilan batu-batu karang, terumbu karang dan penambangan pasir yang berlebihan masih terjadi, bila tidak segera diatasi akibatnya akan sungguh sangat menakutkan, bumi akan tenggelam. Saya membaca di beberapa media bahwa beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter per tahun, dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer, telah tergerus 50 kilometer, tersisa 64 kilometer saja. Di 10 kecamatan yang memiliki pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak mengalami persoalan abrasi, hal ini karena wilayah ini adalah kawasan hutan magrove yang masih mampu melindungi pantai dari abrasi. Tanaman mangrove memerlukan lahan yang berlumpur, jadi untuk pantai-pantai yang tidak mengandung lumpur bisa ditanami dengan cemara laut, dan pembangunan beton pemecah ombak serta yang tak kalah penting melakukan konservasi terumbu karang. Jika tidak segera ditanggani bisa dibayangkan jika seluruh pantai di Indonesia mengalami abrasi, daratan semakain menyempit, akan banyak pulau pulau kecil yang tenggelam oleh air laut.
Hutan Mangrove ( gambar dari google ) |
Cemara laut ( gambar dari google ) |
Beton pemecah ombak ( gambar dari google ) |
Hal berikut ini yang harusnya kita lakukan mulai dari sekarang :
Kepedulian lingkungan ini mungkin dalam taraf kejengkelan yang tinggi hingga memasang spanduk & tulisan seperti diatas. ( gambar dari google ) |
Penanaman Mangrove ( gambar dari google)
Penanaman hutan (reboisasi) ( gambar dari google ) |
Indahnya hutan wisata mangrove di Surabaya ini ( gambar dari google) |
Program "Green Clean" dari Jawa Pos dan Pemkot Surabaya, pesertanya seluruh kelurahan di Surabaya, membuat warga bersemangat berbenah lingkungan agar menjadi hijau & bersih ( gambar dari google )
Pengolahan sampah menjadi produk yang cantik & mempunyai nilai jual ( gambar google) |
Semoga bermanfaat...
Barrakallahufikum..
Salam kenal mba dari saya dian
BalasHapusSaya merupakan salah satu korban banjir, dan seperti apa yang mba jelaskan diatas itu benar adanya, semoga orang semakin sadar akibat dari kesalahanya merusak alam dengan membuang sampah sembarangan, pembangunan perumahan pada daerah serapan air dsb dapat menimbulkan bencana banjir yang dasyat
Salam kenal juga mba...semoga ya mba Dian...sy lama2 juga takut kalau kena banjir...ya alhamdulillah dilingkungan saya tidak pernah banjir dan semoga jangan ya...mgkn disini masih banyak sungai, sawah & tambak mba...jd air tidak mengenang....trimakasih sdh mampir...
Hapuskalau masih buang sampah berarti sama aja kayak monyet :|
BalasHapusBetul sekali....hehe...trimakasih kunjungannya
HapusNgeri bgt ya mbk...banjir tahunan.sampahnya....beuhhh....ngri bener.buang smph sembarangan.got cuma 1/2 meter..gimana air mw bernfs dgn nyaman...
BalasHapusLa iya mak...pernah aku liat kasurpun dibuang disungai coba...gmn gak mampet...duhhh....
Hapussetuju, Mak. Sebagian besar penyebabnya memang faktor manusia
BalasHapusIya mak Myra...Semoga dg musibah ini cepat menyadari kesalahannya...Amiin..
HapusMemang kelakuan manusi jaman sekarang sudah melebihi batas mak :(
BalasHapusIya mak...sedih melihat keegoisan mereka yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan sendiri mak Niar...
HapusOya mak .. baru ingat lagi, tadi buka FB kelupaan ... mau nanya, itu page FB yang ttg donor darah di mana alamatnya ya? Ada teman butuh darah .... kalo berkenan, tolong dishare ke wall saya. Terimakasih :)
Hapussetujuuu mak..mulai dari kita, mulai dari yang kecil dan ajak semua untuk berpartisipasi...yang paling sederhana..buang sampah! kok ya susaaah banget membuangnya pada tempatnya...TFS maak...
BalasHapusLa iya.. ya mak...masak buang smpah pd tmptnya sj susaaaah bgt...duhhh.....
HapusKetidaksiplinan manusia selaku kholifah di bumi bisa membuat kerusakan dan bencana. Demikian pula keserakahannya
BalasHapusSemoga semua bencana menjadi peringatan bagi kita semua.
Salam hangat dari Surabaya
Iya pakdhe...Amiiin...
HapusSemoga setelah bencana banjir ini, masyarakat semua sadar sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan, termasuk membuang di tepian parit dan sungai
BalasHapusAmiiin....semoga ya mbak...
HapusPembangunan perumahan yang tidak dibarengi dengan pembuatan resapan air yang memenuhi syarat. > sudah terjadi sebelumnya namun ntah kenapa pihak-pihak yang berkepentingan tetap cuek & ngotot membangun perumahan di daerah yang tidak memenuhi syarat. Ini terjadi di daerah tempat saya merantau. Akhirnya terjadilah longsor di perumahan tersebut.
BalasHapusBegitulah banyak pelanggaran tapi seakan peraturan dibuat utk dilanggar,bukan utk ditaati...memikirkan keuntungan diri sendiri tanpa memikirkan kepentingan masyarakat luas yg menanggung kerugiannya. Trimakasih kunjungannya.
HapusMemang benar... manusia memiliki peran yang sangat besar atas kerusakan alam dan lingkungan mereka.
BalasHapusMembangun kesadaran masyrakat rupanya tak semudah membalik telapak tangan meski sudah bertahun-tahun jadi korban banjir masih saja sikap dan perilaku mereka tidak berubah juga.
Benar mak reni...mgkn langkah yg dilakukan dr gamal itu perlu dicontoh...sekali dayung 2 pulau terlampui...trimakasih sdh berkunjung...
HapusDiantara dua sisi hujan dan tidak, masing-masing sisinya tetap ada yang bersyukur :D
BalasHapusBersyukur kan wajib ya mbak....biar nikmatnya bertambah...trimakasih
Hapusni hubungan sebab akibat, karena suatu perbuatan pasti mendapat akibatnya nanti, hehe menurut saya sih :D
BalasHapusBetul banget mas...didunia ini kan pasti ada sebab ya ada akibat...trimakasih
Hapussetuju mak.. manusia kok ga belajar yah.. kesalahan yg sama diulang2 terus, ga sadar diri :(
BalasHapusiyaa mak...mgkn perlu pembelajaran akhlak ya mak...trimakasih
HapusYa ampun mak bener bangettt,,, mak saya tuh pernah jadi korban banjir, jadi ceritanya pas lagi hujan teras belakang tuh saluran pembuangan airnya mampet karena ketutup keramik (yang emang sengaja ditaruh biar tikus g bisa masuk) nah ko ya pas hujan lupa dibuka,,, akhirnya air tergenang dan masuk deh dari pintu belakang, jujur itu banjir sederhana aja (airnya bersih yang masuk kerumah) saya sudah kalang kabut dan panik (karena harus menyelamatkan barang2 diruangan belakang) gimana kalau banjir beneran,,, Naudzubillah jangan sampai terjadi, makanya sedari dini sebisa mungkin, mengajarkan kepada anak2 kita, untuk tidak membuang sampah sembarangan, karena segala sesuatukan harus dimulai dengan yang kecil2 dan dari sendiri, dan sejak dini... (numpang curhat) heheeh
BalasHapusnumpang curhat gpp kok...kan critanya berbagi cerita ya...hehe...iya mak...klo anak diajari sejak dini pasti besarnya jd lbh bertanggung jawab & paham ttg pentingnya lingkungan yg bersih...trimakasih mak Tina..
HapusSetuju mbak. Tempat kos saya, tepat di depan sungai. Seringkali ketika saya pergi ke kampus, melihat sungai sudah banyak tercemar sampah plastik. Untunglah, hingga saat ini, saya aman dari banjir. Ngomong2, melihat foto hutan mangrove di Sby, saya jadi ingin ke sana :D
BalasHapusIya mbak sy juga pingin bgt...pdhl deket...cm gak ada yg antar...g enak klo pergi ke tmpt yg indah sendirian...hihi...jd ya smntra memandangi foto2nya diinternet dl sj...trimakasih sdh mampir
Hapus