Minggu, 15 November 2015

Teman Tempat Mengadu


Menjadi teman dan berteman dalam kehidupan manusia adalah lumrah dan memang manusia makhuk sosial yang membutuhkan orang lain. Dari perkenalan lambat laun menjadi pertemanan yang nyaman, saling curhat ataupun saling membantu. Kebetulan aku banyak berteman, tapi kebanyakan temanku selalu yang menumpahkan uneg-unegnya kepadaku, bukan diriku.

Entah mengapa dari dulu, banyak teman yang katanya merasa nyaman bercerita masalahnya denganku. Mungkin sejak SMU, sejak aku mulai bisa berpikir "agak"dewasa, dulunya masih suka main dan main, SMP saja masih main pasar-pasaran kok...hihi.

Pernah suatu saat, ketika teman SMU ku bercerita tentang masalahnya, tiba-tiba pingsan dipelukanku. Aduh kagetnya bukan main, ada rasa takut, kwatir dan macam-macam di kepala. Berlanjut sampai bekerja dan kuliah, mendengar mereka bercerita dan menangis. Aku tidak mengerti mengapa selalu saja ada kata-kata yang keluar dari mulutku untuk membuat mereka tenang. Aku bersyukur dapat sedikit melapangkan dada mereka yang sesak atau hanya sekedar menjadi pendengar yang baik.

Ketika sudah berumah tangga, aku pikir tidak akan ada lagi teman yang begitu, ternyata tambah banyak. Bayangkan saja, seorang teman bertandang ke rumah, dari raut wajahnya sih sudah terlihat sedih. Tapi aku tak mau bertanya, takut tersinggung. Lama-lama dia tidak tahan, menangis sejadinya dan memelukku, kemudian pingsan. Subhanallah aku masih saja terkaget-kaget dengan kejadian seperti itu, padahal itu bukan kali pertama atau kedua, sudah berkali-kali, hingga aku terjengkal dan terluka karena tidak kuat menahan beban tubuh mereka juga pernah.

Atau handphone berdering, dan yang terdengar hanya suara isak tangis dari seberang sana. Hati ini juga ikut sesak rasanya, alhamdulillah Allah masih memberiku cara untuk menenangkan ataupun membuat mereka tersenyum bahkan tertawa *bakat jadi pelawak mungkin... hahaha.

Mereka rata-rata sudah kenal, sudah pernah pernah bertemu. Nah ada juga yang tiba-tiba inbox dan curhat masalahnya dan minta solusi...waduh, bingung keliling kali keliling diriku. Kenal cuma lewat fb, tiba-tiba minta saran. yah sebagai manusia yang masih berusaha untuk menjadi baik. Aku beri saran sebisaku saja, gimana lagi aku bukan psikolog ataupun psikiater dan juga bukan dokter jiwa ataupun penasehat mumpuni.

Alhamdulillah, ada sedikit rasa bahagia saat melihat mereka bisa tersenyum atau sedikit bernafas dengan lega. Setidaknya bisa menjadi tempat mereka berkeluh kesah, menjadi bahu yang bisa untuk mereka bersandar, tempat yang hangat untuk sekedar memeluk mereka atau menjadi pelipur saat mereka sedih itu memberi kebahagiaan tersendiri. Hatiku pun ikut lega.

Dan ketika giliran aku yang punya sedikit masalah, aku kebingungan mau cerita kepada siapa. Dulu ada seorang sahabat waktu kuliah, aku sangat cocok bercerita dengannya tentang apapun. Masalah atau hal apapun yang aku punya aku ceritakan kepadanya. Bisa dikatakan seluruh rahasiaku ada padanya, begitupun sebaliknya, setiap ada masalah dia juga selalu mengatakan padaku, tapi sayang setelah dia mulai bekerja dan menikah kami kehilangan kontak. Entah kemana dia sekarang, aku sangat merindukannya. 

Akhirnya hanya kepada-Nya lah aku mengadu, tempat yang paling seharusnya kita mengadukan masalah kita, meminta solusi dan jalan keluarnya. Betul tidak teman ?, setiap kali aku juga katakan kepada teman-temanku untuk meminta pertolongan dari-Nya, karena hanya Dia yang bisa membantu. Karena setiap cobaan sudah disesuaikan dengan kemampuan kita oleh-Nya. 

Sering mereka menangis dan berkata "aku gak kuat mbak", aku yakinkan insyaallah kuat karena sudah disesuaikan dengan kemampuan, bukankah sebelum masalah yang ini dulu juga berkata "gak kuat", tapi nyatanya bisa melalui dengan baik kan. Memang sih saat ada masalah rasanya hati diiris-iris, dunia seperti terbolak balik, semua rasanya tidak adil, tidak enak seperti sampah dicampur sayur asem dicampur garam sekuali dicampur jamu pahit seember dan sebagainya. Balik lagi semua sudah "disesuaikan". 

Kehilangan teman ini memang membuatku sedih, tidak ada tempat dimana aku bisa bercerita tanpa takut dijugde begini dan begitu ataupun dilarang begini dan begitu. Tapi mungkin ini untuk menjadikanku semakin dewasa dan lebih kuat lagi untuk menghadapi semua masalah, toh juga ada suami. Walaupun tidak semua masalah bisa diadukan suami ( rahasia wanita bok ...hihi ), jadi aku nikmati saja dan berharap bisa bertemu dengannya lagi suatu hari.  Aamiin Allahumma Aamiin.

Barrakallahufikum...

11 komentar:

  1. asik ya mbak kl bisa cerita kl ada masalah,saya termasuk yang g bisa curhat terlalu dalam..bisanya disimen dalam hati,jadi ya sakit dirasain sendiri gitu hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. sy jg hampir sm kyk mbak..susah crita klo ga bner2 klop... seumur umur ya br dpt 1 tmn itu sj yg bs sy curhatin klo ke lain krg nyaman..

      Hapus
  2. tapi senang ya mba jika bisa membantu teman yg sedang sedih...

    BalasHapus
  3. Subhanallah mba bisa jadi tempat teman mengadu, mudah2an mba diberikan Allah SWT kekuatan untuk memeluk mereka yg mengadu...

    BalasHapus
  4. aamiiin mbak.. amiin moga saya juga dipertemukan dng dua entah siapa ?? hehehe... wah mbak irowati ada bakat nih boleh juga nih.... hehe saya ketawa dulu baru mbak kasih saran boleh??? hadeeeeh hehe, terdampar ke sini gara" bnyk temen" yg nge chat kirain nawarin kerjaan ehhh malah curhat hadeee....

    BalasHapus
    Balasan
    1. klo ketawa dl ntar akunya yg bingung...knp nih org kok tiba2 ketawa... jangan jgan..hehe

      Hapus
  5. makkk.... mau curhat donk makkk *lalu pingsan* hehe... #dikeplak. mudah2an mak dipertemukan dengan sahabatnya yang hilang kontak itu ya, biar bisa curhat lagi aminnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin ...
      Jangan pingsan mak..ntar Ethan bingung...knp nih emakku... Hihi

      Hapus
  6. lebih tepatnya sahabat tempat mengadu.. hehehehe

    BalasHapus