Senin, 10 Maret 2014

Untukmu Anakku

Anakku…lima belas tahun yang lalu, Ibu rasakan detak jantung dan gerak tubuhmu dalam rahim Ibu. Bahagia tidak terkira menyelimuti hati Ibu, engkau tidak pernah rewel dan menginginkan yang macam-macam. Ketika waktunya tiba, begitu sempurna kebahagiaan Ibu dan Bapak, melihat parasmu cantik dan indah, rasanya sakit yang luar biasa itu, tak berarti sama sekali bagi Ibu.
Melihat lentik jemarimu, sucinya dirimu seakan Ibu menerima setumpuk permata yang berharga. 

Kami jaga dirimu dengan sepenuh cinta dan sejuta sayang. Tak sedetikpun kami mau merelakan dirimu jauh dari kami, apa daya waktu itu ibu masih bekerja, tapi kerinduan untuk selalu menimang dan membuaimu menetapkan Ibu untuk meninggalkan semua aktivitas kerja Ibu, semua Ibu lakukan demi untuk dirimu sayangku...

Hari demi hari dirimu tumbuh dengan sempurna, celotehmu  selalu membuat kami tertawa, sifat lembutmu membuat semua orang suka. Dirimu seperti membawa pelangi dalam hidup ini, membawa warna yang indah dan penuh kekaguman setiap harinya. Allah seperti memberikan kepada kami mahluk pelipur hati yang luar biasa. 

Hari berlalu, minggu terlewati dan tahun telah berganti, kini dirimu tumbuh menjadi gadis yang elok dan penuh kasih. Dirimu satu-satunya tambatan hati yang kami punya, harapan kami seluruhnya kami tumpukan kepadamu duhai sayang…Setiap bibir kami berdoa, selalu  namamu yang kami sebut, agar Allah selalu melindungimu, memberimu kebahagiaan dan menjadikanmu penyejuk hati bagi semua.

Begitu sayangnya kami kepadamu, hingga kami harus merelakan dirimu untuk belajar Agama Allah di tempat yang jauh, kami ingin kamu mencintai Allah dengan sebenar-benar cinta anakku.... Penjara suci tempat kami mengirimmu, adalah tempat menimba ilmu kehidupan didunia dan akheratmu kelak, agar dirimu mengerti tentang agama ini, mengerti tentang akhlak yang mulia, mengerti tentang semua yang diperintah dan dilarang-Nya

Semua itu adalah bukti cinta kami kepadamu dan rasa syukur kami kepada-Nya, bukankah nabi Ibrahim, rela diperintah Allah untuk menyembelih putra tercintanya Isma’il untuk menunjukkan rasa cintanya kepada Allah Azza Wa Jalla?. Bila kini kami harus merelakanmu berjauhan dengan kami untuk beberapa tahun rasanya tidak sebanding dengan pengorbanan beliau nabi Allah Ibrahim Alaihi sallam anakku...

Bersabarlah atas semua ini, walaupun kita berjauhan tapi rasa sayang dan cinta kami tak berkurang sedikitpun. Bagaimana kami  tidak menyayangimu bila hanya dirimu yang kami miliki…Sungguh berat perpisahan ini sayangku, tapi kita harus kuat dan tegar, untuk meraih ridho-Nya. Tumbuhlah menjadi seorang muslimah yang sholehah, belajarlah dari para ummul mukminin, dan para sahabiyah, mereka begitu tegar dan teguh dalam keimanan walaupun ujian demi ujian menimpa mereka. Mereka korbankan harta dan hidup mereka demi tegaknya Panji-panji Agamanya.

Seperti kaktus-kaktus digurun pasir, mereka beda, mereka tak biasa, tapi tumbuh dengan ketegaran dan keperkasaan, tubuhnya yang penuh duri masih bermanfaat untuk mahluk-mahluk kecil yang berlindung dari terik mentari, dengan tubuhnya pula diberinya para pengembara seteguk dua teguk air penghilang dahaga. Dan bila saatnya kuntum-kuntumnya bermekaran, tampak cantik mempesona setiap mata , membuat orang mengagumi dan mencintainya. Janganlah bersedih bila orang lain menganggap kita beda, janganlah engkau berduka, bila orang lain menganggap kita tak biasa, karena semua akan indah pada saatnya. Seperti indahnya kuntum-kuntum bunga kaktus itu sayangku…

Hiasailah sifat-sifatmu dengan kebajikan anakku…agar menebar wangi kebaikan didalamnya, seperti bunga Yasmine yang putih dan wangi, begitu kami berharap dan memberimu nama sepertinya, putih, suci dan semerbak mewangi.

Cintailah sesuatu hanya karena Allah, karena cinta karena Allah sajalah cinta yang Suci dan Abadi, tak bercela dan bernoda. Karena dengan mencintai-Nya, engkau akan paham makna cinta kepada yang lainnya. Saat nanti kuntum-kuntum cinta dari hatimu tumbuh untuk seseorang, cintailah dia didalam jalan yang sudah Allah tetapkan. 

Janganlah engkau mencuri kenikmatan, karena pada akhirnya cinta itu akan tidak sempurna. Dan Allah akan mengurangi kenikmatannya. Janganlah engkau mencintai karena nafsu, karena itu akan merusakmu, pilihlah semua berdasar apa yang diridhoi-Nya. Agar engkau kelak bahagia didunia dan akherat. Cintailah seseorang yang bisa membawamu kedalam Jannah-NYa, bukan Neraka-Nya.

Jika saatnya tiba, patuhilah dia seperti para makmum mematuhi imamnya. Didiklah anak-anakmu seperti kisah keluarga Luqman mendidik anak-anaknya. Agar suatu hari nanti bila Allah menanyakan tentang kewajibanmu, engkau bisa mempertanggungjawabkan semuanya dengan sempurna. Semoga kelak Allah mengumpulkan kita dalam kampung Jannah-Nya, yang penuh dengan kenikmatan dan keindahan yang tiada tara. Allahumma Amiin..

Barrakallahufikum...

Dari Ibu dan Bapak yang selalu mencintai dan merindumu...

2 komentar:

  1. Duuuh pasti kangen banget dong mak, Kalau g jadi pergi,,, Sabar ya Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak insyaallah...walo td sdh termehek2 ria...g jd brgkt krn si Bapak ingin ikut tp g bs klo skrg...insyaallah kamis mak Tina....

      Hapus