Selasa, 25 Maret 2014

I Love Islam, Karena Kenikmatan dan Keindahannya


Alhamdulillah, saya terlahir dalam keadaan Islam, dan semakin mencintainya seiring bertambahnya pemahaman dan bertambahnya usia. Saya mencintai Islam  mungkin sebelum saya menyadari bahwa saya sangat mencintainya. Islam begitu melekat dalam hidup saya, walaupun masih sedikit ilmu saya tentangnya.

Saya mencintainya karena kenikmatan-kenikmatan yang saya dapat dari setiap melakukan ibadah yang diperintah oleh-Nya. Yang tertulis dalam syariat Islam sebagai agama yang telah disempurnakan oleh Allah Azza Wa Jalla. Saya juga mencintai Islam karena keindahan aturan-aturannya, begitu detil begitu terperinci dari urusan makan sampai ke kamar mandi, dari urusan sholat sampai menunaikan ibadah haji, dari bermuamalah dengan sesama manusia sampai peribadatan kepada-Nya. Tak ada secuilpun yang tertinggal.

Sewaktu masih kecil, masih dan akan selalu terasa, bagaimana nikmatnya saat berpuasa Ramadhon. Semua begitu indah dan nikmat, setelah kita berbuka puasa, kita beramai-ramai ke Masjid untuk menunaikan Sholat Teraweh, dimalam hari makan sahur ditengah-tengah kantuk yang menyengat, tapi semua seakan tak menjadi masalah, setelah bersahur sambil menunggu sholat Shubuh, kami ( kakak dan adik-adik ) beramai-ramai bergabung dengan teman-teman, menyusuri jalan-jalan dikampung kami,  hingga Adzan berkumandang. Suasana yang ceria dan bahagia. Hari dan bulan yang tidak bisa tergantikan.

Pun ketika sudah berkeluarga, perasaan itu masih saja melekat. Semakin hari semakin jatuh cinta, bagaimana tidak, setiap saya menghadiri majelis Tak'lim dan mendapatkan ilmu dari para Ustadz, air mata ini sering berderai karena bahagia telah menjadi seorang muslim yang mendapat Nikmat yang tiada tara yaitu Nikmat Islam dan Nikmat Iman.

Ketika ibadah hanya ditujukan kepada-Nya, hati akan bahagia. Keindahan Islam untuk menyuruh umatnya selalu berbagi dan menghormati satu dengan yang lain, tanpa membedakan kedudukan, suku, ras, kaya atau miskin semua sama, sungguh sangat sempurna. Indahnya saat berbagi dengan sesama yang membutuhkan, dan melihat senyum mereka, membuat hati seakan berbunga-bunga.

Ketika sujud dan berdoa dan memohon ampunan-Nya, memasrahkan semuanya ke hadapan-Nya, seakan akan Allah ada dihadapan kita. Dengan deraian air mata dan merengek dihadapan-Nya, membuat hati tenang dan tentram. Setiap berdzikir hati bergetar, setiap memandang langit dan alam ciptaan-Nya, semua begitu indah. Setiap nafas yang kita punya setiap kenikmatan dunia yang kita rasa, semua adalah Anugrah dari-Nya. Dan semua hanya ada dan diajarkan dalam Islam. Tertulis dalam Al-quran dan dalam hadist yang dibawa nabi kita, Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Jadi bagaimana aku tidak mencintainya..dan tidak jatuh cinta kepadanya?. Agama yang mengajarkan keindahan dan kebaikan, agama Allah yang dipilih untuk kita. Yah hanya kita yang terpilih untuk merasakan kenikmatan dan keindahannya, yang tidak dijual ditoko manapun, diMall manapun atau Pabrik manapun.

Tak ada nikmat satupun yang bisa kita ingkari, seperti dalam firman-Nya dalam surat Ar-rahman, surat yang berisi 78 ayat ini, menceritakan Allah menciptakan semuanya untuk manusia, dan Allah bertanya "Nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan ?" Bisakah kita menjawabnya, pastinya "tidak", karena semua nikmat sudah diberikan semuanya kepada manusia. Termasuk nikmat itu adalah Islam, karena dalam Islamlah kita mengetahui tentang kenikmatan-kenikmatan itu dari Allah datangnya.

Dan tak ada kata-kata indah yang bisa saya rangkai lagi untuk menunjukkan kecintaan ini, karena kenikmatan dan keindahannya lebih besar daripada indahnya kata-kata dan tulisan saya. Seperti lampu lilin kecil ditengah-tengah pijar lampu cristal yang cemerlang, atau seperti sepercik api dalam sinar terang sang matahari. Cukup kalimat I Love Islam, from the past, now, tomorrow...and forever...Insyaallah."




17 komentar:

  1. Wah baru mau JOIN atau Follow Blog ini malah keluar tulisan "Kami tidak dapat menangani permintaan Anda. Coba lagi dan kembali nanti." Hmmm. Ya udah deh nanti coba lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ada suara orang membaca kitab Suci Al Quran. Subhanallah indahnya. Surah apakah itu?

      Hapus
    2. akhir-akhir ini memang rada2 error pak Asep Internet dimana2...tp disebelah kata ikuti blog ini, ada kata opsi lain,cb klik itu pak Asep...Itu suara widget radio sunnah yg sy pasang di bagian bawah tab ini....begitulah Islam memang sangat Indah....

      Hapus
  2. subhanallah.. Islam itu rahmatan lil alamin ya mba..

    salam kenal ;)
    sukses GAnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak....salam kenal jg...terimakasih sdh sudi mlipir ke blog sy ini....

      Hapus
  3. Wuuiih mak,,, semangat ikutan GA,,, semangat Islam... Sukses ya mak GAnya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak Tina...efek bingung cari ide nulis...jd ngikut GA sj...hehe....Thankyu peri mas...maak....hihi enggress dheso...

      Hapus
  4. salam kenal ya mbak...
    seneng deh baca tulisannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal jg...terimakasih mbak....terimakasih jg dah buat GA-tentang Agama kita ini...

      Hapus
  5. I love Islam too .. Maka nikmatNya yg mana yang kamu dustakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suatu keharusan ya mak Kania....seorang mukmin tdklah dikatakan mukmin bila tdk mencintai agamanya kan...terimakasih sdh berkunjung

      Hapus
  6. we love islam.. tak ada alasan untuk tidak mencintainya..

    Semoga menang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar...We must love Islam...amiiinn...Terimakasih sdh berkunjung

      Hapus
  7. Alhamdulillah atas nikmat terbesar dlm hidup, nikmat Islam... Semoga kita senantiasa diberi petunjuk-Nya...

    Terima kasih atas tulisannya ya ukhti... Salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Alhamdulillah kt dipertemukan jg krn Islam....salam kenal jg...Barrakallahufikum...

      Hapus
  8. masyaallah mbak iraaa... semoga kita istiqomah berislam sampaaaai maatii.. aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin allahumma amiin mbak Rahma...barrakallahufikum

      Hapus