Sabtu, 16 November 2013

Pengemis, terpaksa atau profesi..

Beberapa bulan yang lalu, pagi itu seperti biasa aku dan ibu-ibu ramai belanja di Pak tukang sayur langganan yang lewat dan berhenti didepan rumah...

Asyik-asyiknya milih-milih sayuran, tiba-tiba muncul ibu pengemis, " Sak welase nak....( belas kasihannya nak )" katanya memelas..
Aku lihat dari ujung rambut sampai ujung kaki tidak menunjukkan kalau dia seorang pengemis, badannya bersih, bajunya bersih....

Nenek tetanggaku nyletuk..."Bu gak usah ngemis, ikut aku saja,bantu-bantu ngerjain pekerjaan rumah aku..nanti aku bayar..gak usah ngemis lagi...."
Si Ibu pengemis ini cuma cengar cengir sambil berkata " O ala bu...wong yogane butuh sekolahe katah, sampun SMA, mengke lak mboten nutut...(O ala bu, kan kebutuhan anak sekolah anak saya banyak, sudah SMA, nanti gak cukup..." sambil berlalu setelah mendapat recehan dari salah satu Ibu-ibu..
Aku dan ibu - ibu yang lain hanya terheran-heran...Wowww...berarti mengemis pendapatannya melebihi dari pembantu rumah tangga...yang note bene menurut kami lebih mulia daripada mengemis....
Masyaallah...

Itu sekelumit kisah yang aku temui tentang pengemis mungkin menjadikan "Mengemis" adalah "Profesi"...banyak kisah - kisah lain lagi...



sumber gambar dari pulsk.com
Di Media televisi beberapa bulan lalu menayangkan sepasang suami istri yang menjadikan "Mengemis" ini menjadi "Profesi"...Bagaimana tidak, dari rumah mereka berangkat dengan mengendarai sepeda motor yang bagus, dengan pakaian yang bagus, setelah sampai dipasar, sepeda mereka titipkan di penitipan sepeda...
Kemudian mereka bergegas masuk ke toilet umum...bisa ditebak, pakaian mereka berubah menjadi lusuh bak pengemis jalanan...So in Action....O lala...
Kata mereka dalam sebulan per orang bisa menghasilkan 1,5jt-3jt ......bisa dihitung bila mereka suami istri ...dalam sebulan mereka bisa mengantongi 3-6jt rupiah...angka yang fantastik....melebihi gaji-gaji orang-orang kantoran...hehe....hebat apa hebat ya...( bingung..)

Ketika mereka ditanya apakah tidak malu, mereka menjawab " Ya pertamanya malu mas, tapi yo pie maneh wong terpaksa je...".
Terpaksa atau keenakan jadi keterusan ya...

Saya juga membaca di Merdeka.com, seorang pengemis bisa menghsilkan uang 2jt rupiah dalam sehari selama bulan Ramadhan...
Coba kita hitung dalam sebulan dia bisa mengantongi uang sampai 60jt rupiah....Wowww...Fantastis..!!

Terkadang mereka tak malu untuk berpura-pura cacat, matanya buta, tak tanggung tanggung mereka menyewa anak untuk menjadikan "penyamaran mereka lebih menghiba" dan sebagainya...
Pernah suatu ketika temanku melewati pengemis buta...entah si pengemis ini lupa atau karena sangat terpesona...tiba-tiba saja dia bersiul menggoda...karena bersamaan dengan temanku lewat ada seorang wanita cantik yang berpakaian minim dan seksi....hahaha.....

Kontan saja temenku berkata " Hei pak sampyan bujuki yo...pura - pura ora ketok , dosa sampyan pak..."   ( hei pak anda berbohong ya...pura-pura buta, dosa anda pak )"
Eee si pengemis membuka kaca matanya dan memelototi temanku.....hehe...( kecolongan ya pak...nggak kuku liat cewek seksi...)

Didalam Islam meminta - minta adalah hal yang sangat tidak dianjurkan..
Diriwayatkan dari Sahabat 'Abdullah bin 'Umar Radiyallahu 'anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging di wajahnya" ( HR Bukhari & HR. Muslim )

Diriwayatkan dari Husyi bin Junaadah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api" ( HR.Ahmad )

Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub  Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Minta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau suatu hal atau perkara yang sangat perlu" (HR. Abu Dawud & HR.At-Thirmidzi )

Bolehnya kita meminta kepada penguasa, jika dalam kefakiran, karena penguasalah yang bertanggung jawab atas semuanya. Namun tidak boleh sering meminta kepada penguasa, cukuplah meminta untuk sandaran hidupnya saja.

Diriwayatkan dari Sahabat Qabishah bin Mukhariq al-Hilali Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : " Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang : (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, "Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup," ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup, meminta-minta selain yang hal ketiga itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram" (HR.Muslim & HR.Abu Dawud )

Dan masih banyak lagi, Manusia diwajibkan untuk berusaha dan berusaha ...
Diriwayatkan dari Az-Zubair bin al-'Awwam Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda : " Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya" ( HR. Bukhari )

Sedangkan untuk kita lebih baik selektif dalam memberi, memberikan langsung kepada anak-anak yatim di panti asuhan, atau janda - janda dan orang - orang miskin didekat rumah kita, atau saudara-saudara kita sendiri yang membutuhkan itu lebih baik.
Bukan kita pelit kepada mereka tetapi memberi pembelajaran kepada mereka agar mereka tidak selalu menengadahkan tangan untuk meminta. 
Tetapi semua adalah pilihan, mau jadi pengemis, adalah pilihan mereka, mau membantu mereka "tetap" menjadi pengemis atau tidak juga pilihan kita...
Wallahu a'lam. Semoga bermanfaat...


 Barrakallahufikum 

Beberapa sumber dari : Merdeka.com & Almanhaj.or.id


16 komentar:

  1. memang sebagian menjadikan profesi mbak...miris memang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak enci...mgkn krn sdh keenakan tgl menengadahkan tgn..dpt uang..g usah berpayah2...trims sdh mampir

      Hapus
  2. Aku anti kasih uang ke pengemis. Sering juga akhirnya diteriakin "PELIT!". Bomat, orang mau duit harus usaha, minta sih apa susahnya. Anakku bukan, bapakku bukan, ibuku juga bukan. :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, pernah jg uang lo pas aku diksh uang receh sm anakku, ee dilempar itu uang ke teras rmh, haduh bener2...thanks..

      Hapus
    2. Haha, kalo aku yang digituin udah tak kejar trus jitak aja tuh pemalas rewel -_-
      Aku masih lebih suka kasih uang lebih buat beli dagangannya nenek/kakek yang walopun udah tua tapi tetep mau usaha yang terhormat biar bisa makan.

      Hapus
  3. Makanya aq ga pernah lg kasih uang sama pengemis. Lebih salut sama orang2 yg kerja keras jualan keliling kampung jalan kaki,suka kasian liatnya,jadi langsung dibeli aja jualannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, didpn rmh aku jg sring lwt bapak2 tua jualan melon smbl menuntut spd ontelnya, ketika aku tanya knp sdh tua kok jualan apa g punya ank, ktnya punya nak, tp malu klo minta terus,ini sbnrnya jg dilarang tp klo nganggur badanku sakit semua...hebat...trims ya mbak dah mampir

      Hapus
  4. bukannya gak punya rasa kasihan kepada mereka yang minta2 di lampu merah atau dimanapun tapi saya selalu melambaikan tangan tanda tidak akan memberi, alasannya karena saya pernah melihat mereka dikumpulin oleh bosnya dan diminta setoran, itu aku liat pas puasa, jadi mereka sudah jadi sindikat mak, saya lebih baik membeli barang dagangan dari seorang yang tua atau yg cacat mak, daripada memberi ke mereka tapi menjadi dosa bagi saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbak...mrk lbh terhormat kr mau berusaha....trims ya...

      Hapus
  5. jangankan ngemis, kalo lagi kepepet mau nembung utang aja malu. heuheu.. mungkin para pengemis itu memang bukan terpaksa, tapi keenakan.. urat malu sudah diputusnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe..iya jg..tinggal duduk..psg tangan...rupiah berdatangan...Astaqfirllah..Semoga Allah memberi hidayah agr mereka kembali ke jln yg benar...amiin..

      Hapus
  6. semua kembali ke niat dan orngnya masing2...apalagi klo sudh dewasa, tp klo masih anak2 disuruh begituan... :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah realita yg ada mak...membuat dahi mengerut dan menarik nafas dalam...

      Hapus
  7. lebih baik kasi uang ke panti asuhan untuk anak yatim . . . jika pengemis masih memiliki pemikiran normal Lalu memiliki kaki dan tangan . . masih bisa untuk bekerja keras . . kita yang berdosa yang memberikan . .

    BalasHapus