Selasa, 25 Maret 2014

Cintaku Mengalahkan Rasa Takut dan Sakitku

Seminggu yang lalu seperti biasanya, berkunjung ke Yogya untuk menengok anak di Pesantren. Pagi-pagi saya siapkan semua oleh-oleh untuk anak tercinta, sebenarnya badan saya memang sudah kurang fit beberapa hari sebelumnya. Tapi karena rasa kangen yang meluap, saya kuatkan hati, dan membaca doa sebelum berangkat dan saat perjalanan. Pagi itu mungkin karena bukan hari minggu, Bis Cepat yang saya tumpangi dari Terminal Bungurasih - Surabaya, sepi penumpang, saya hitung hanya sekitar tujuh orang saja.

Qodarullah, Bis yang saya tumpangi kurang nyaman tidak seperti biasanya, begitu juga pak Kondekturnya yang biasanya ramah, hari itu agak menjengkelkan. Padahal saya setiap bulan ke Yogya, dan hampir semua Kondektur Ramah dan baik hati, apalagi ini Bis Cepat kan. Dan Pak Sopirpun kurang lihai dalam mengemudi. Alhasil saya yang sudah kurang fit dan sebenarnya tidak pernah mabuk perjalanan, jadi mual-mual dan mabuk, walaupun tidak sampai muntah-muntah.

Sampai di Penginapan langganan saya sudah pukul 02.00 WIB, setelah minum teh hangat, saya menjemput anak di Pesantren dengan mengunakan sepeda motor Ibu Pemilik penginapan yang baik hati. Setelah mengurus izin dan sebagainya. Saya segera memacu sepeda motor ke Dokter Kulit anakku, karena hari itu waktunya kontrol, anak saya mengalami alergi, menyebabkan wajahnya berjerawat melebihi pada umumnya. Padahal waktu sebelum diPesantren wajahnya mulus-mulus saja. Walaupun kepala masih terasaa berat dan masih mual, tidak saya pedulikan, karena Dokternya hanya Praktek disitu tiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Kebetulan hari itu hari kamis, dan hari Jum'at hari libur anak saya.

Di Klinik menunggu sampai kurang lebih 4 jam....Alhamdulillah ruang tunggunya full Ac, bersih dan banyak bantal, jadi saya bisa bersandar dibantal sambil menonton TV, sembari menunggu perawatan anak saya selesai. Sampai di Penginapan sudah hampir Isya'. Setelah mandi, makan dan sholat....segera saya rebahkan punggung dan kepala ini...ahhhh nyamannya.

Keesokan harinya, saya berjanji membelikan sepatu baru untuk anak cantik saya ini, sepatu lamanya sudah jebol katanya. Karena letak Pesantren agak masuk, dan saya tanya si Ibu Penginapan gimana kalau panggil Taksi, alamat jelasnya si Ibu malah bingung dan menyarankan memakai sepeda motor saja, yah berangkatlah kita bersepeda. Perlu diketahui saya bisa naik sepeda motor juga baru-baru saja dan belum mengurus SIM. Saya pikir cuma dekat saja, gak masalah.


Ternyata ee ternyata di daerah situ, toko yang menjual sepatu hanya tiga toko saja dan disitu gak ada ukuran yang pas untuk anakku. Kaki anak saya panjang jadi pas pakai no.41, yah ukuran cewek segitu kan susah carinya. Jadi dari Sampakan ke Wonosari sudah saya ubek-ubek gak ada satupun yang pas dan cocok. Waduh biyungggg...kepala rasanya pening karena siang itu Yogya begitu terik.

"Bagaimana Nak..?" tanyaku
"Terserah Ibu...tapi sepatuku gak bisa dipakai lagi...yang satu gak muat yang satu jebol.." jawabnya memelas.
Yaa sudahlah berarti kita harus ke Yogya kota, ketika tanya Pak Tukang Parkir, katanya di Malioboro bu banyak. Malioboro??????....jalannya lewat mana?...Melihat wajah si anak, hati gak tega...bayangin sepeda motor ke Malioboro, jauuuuh, gak tahu jalan, gak punya SIM juga bok....gimana ni...

Bismillah, karena Cinta, saya memacu sepeda motor, disepanjang jalan saya perhatikan papan-papan arah petunjuk jalan, toko Sepatu dan Pak Polisi. Karena anak saya gak pakai helm!....setelah belak belok kanan kiri, ada toko sepatu, berhenti, gak ada yang cocok, lanjut lagi, ketemu toko lagi, gak ada yang cocok lagi...!!!...Waaaa...ingin menangis rasanya. sampai ketika melihat didepan saya Pak Polisi menilang pengendara motor. Saya hanya berdoa " Ya Allah lindungi hamba...."...Alhamadulillah Pak Polisi tidak memperhatikan kami, dan lanjutttt...

Sebelum sampai Malioboro, saya berhenti di sebuah toko sepatu lagi. Saya sampai bilang ke anak saya, "wis apapun modelnya pokok cukup ambil saja, ibu takut gak bisa balik ke penginapan, ibu gak ngerti jalan nak...". Anak saya mengiyakan. Ternyata tak satupun muat dengan kaki anak saya. Hufff.....Kerongkongan terasa kering, alhamadulillah didepan toko ada yang jual Jus buah. Setelah duduk dan istirahat sesaat, kita lanjutkan perjalanan.

Sampai akhirnya hampir mendekati Malioboro, bagaimana bisa tahu?...kan tanya dulu tadi...hehe...Ada toko Sepatu Bata, wahhhh insyaallah disini pasti ada. Tapi jalan tidak boleh berbelok, akhirnya saya mencari jalan memutar yang lumayan agak jauh. Di Toko ini, tersedia nomor-nomor besar untuk cewek. jadi pencarian ini berakhir...alhamdulillah...anak sayapun saking girangnya, sepatu itu langsung dipakai.

Pulang !...lewat mana...papan penunjuk jalan gak ada satupun yang menunjuk arah Wonosari atau Sampakan atau Kids fun....hanya Bantul/ Imogiri...saya berpikir Wonosari kan wilayah Bantul ya sudahlah kupacu sepeda menuju panah-panah yang ditunjuk. Tapi apa yang terjadi pemirsa? saya kesasar...!!!!...Jauhhh lagi sampai ke Kabupaten Bantulnya. Saya menyadari setelah melihat kanan - kiri sepertinya saya tidak mengenalinya. ( Saya sering ke Yogya terutama ke Malioboro tetapi selalu berombongan naik mobil bersama suami atau teman, itupun kadang tertidur dimobil....tahu-tahu sudah sampai...hehe...). Akhirnya kami turun dan bertanya, yah benar kesasar, disarankan putar balik dan lewat Ring Road yang ujungnya sampai Wonosari. Hampir menangis rasanya waktu itu.

Ternyata Ring Road itu panjanggggg dan jauhhhh pemirsa. Karena gak sampai-sampai saya bertanya kepada seorang bapak tukang becak yang kebetulan ada disitu (hari itu Jum'at siang jadi sepi banget, lagi pergi ke Sholat Jum'at mungkin) dan memang betul. Dengan kecepatan tinggi saya pacu sepeda motor di jalan yang sepi itu. Anak saya yang terkantuk-kantuk sampai langsung melek....hehe....Hingga sampai pada sebuah perempatan lampu merah dan tertulis di papan petunjuk "KIDs Fun" belok kanan......Alhamdulillah sampai nakkk...saya ucapkan sekerasnya karena gembira. Masyaallah perjalanan yang panjang, dari penginapan jam delapan, sampai penginapan hampir setengah 2 an. Dan Tangki bensin yang semula penuh tinggal digaris merah. Wuihhh jauuhnya......

Begitulah cinta itu mengalahkan rasa sakitku yang rasanya memukul-mukul kepala, mengaduk-aduk perutku dan rasa takutku yang menarik-narik setiap keberanian didalam dada. Hehe... Hiberbola.....

Lain kali tidak akan saya ulangi hal ini, lebih baik saya menyewa kendaraan mobil plus sopirnya dari masyarakat sekitar penginapan...( baru tahu belakangan ). Cukup sekali petualangan saya bersepeda motor ala Indiana John....apa hubungannya....hehe. Tangan dan wajah saya sampai gosong terpanggang Matahari...sampai suami tidak mengenali....siapa ni kok item? istriku apa totok kerot?....hihi gak ding...gak segitunya.

Semoga bermanfaat..

Barrakallahufikum...

7 komentar:

  1. kl gak terlalu jauh mungkin bs pake becakmotor ya...

    *seumur2 baru sekali saja tahu malioboro... :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas...sayang jauh, bisa sih naik taxi...tp jaranggg bgt ada taxi lewat...angkot jg g ada...yg ada cm ojek...tp sy gak nyaman naik ojek, klo yg nyetir laki-laki..Kapan2 main lagi kesana mas Pri, borong kerajinan, kaos atau batik...hehe...klo malam byk aneka kuliner...tp banyak pengamennya....hehe

      Hapus
  2. Demikian kasih dan sayang seorang ibu kpd anaknya tergambarkan dalam tulisan Mbak ini.
    Kasih ibu sepanjang masa ya Mbak...

    Salam kenal, Mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal jg Pak...iya klo demi anak, rasanya apapun ibu sanggup melakukan asal anak bahagia....terimakasih sdh bersedia mampir ke blog sy yg gado-gado ini..hihi...

      Hapus
  3. Naahhh itulah mak, saya dan suami saya sekarang kebiasan pakai gps (yang ada dihp)... karena walupun sudah 5 tahun tinggal dipurwakarta, kita berdua nih masih belum hafal jalan dan lokasi xixixixi.... (ketahuan banget ya anak rumahan)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi kalau keluar daerah,,, duuuh untuk mak nyasarnya masih disitu2 aja ya mak, coba kalau kesasarnya sampai purwakarta... duuuuh saya teriak histeris mak *senang hahaha... Ya begitulah ya mak, perjuangan seorang ibu untuk anak tercinta,,, tiada duanya,,, bahkan rela mempertaruhkan nyawanya...

      Hapus
    2. Iya mak ya..gak kepikiran gps di hp...hehe...sy jg seneng banget klo bs nyasar ke Purwakarta...bs incip-incip di dapur mak Tina yg sedappppp....hihi

      Hapus