Selasa, 12 November 2013

Cinta yang tertinggal

Malam begitu larut, senyap terasa menyayat...

Gendis duduk termangu ditepi peraduannya...
Dipandanginya sesosok wajah yang pulas didekatnya..
Wajahnya begitu damai dalam mimpinya...
Ah...suamiku...gumam gendis dalam hatinya...


Dipejamkannya matanya...
Terbayang semua yang hendak dia lupakan selamanya...
Sesosok wajah teduh yang masih mengisi seluruh ruang didalam hatinya...
Air matanyapun membasahi kelopak - kelopak matanya yang lentik...

17 tahun bukanlah waktu yang sedikit untuk melupakan kenangan..
Tapi tetap saja wajah teduh itu menghiasi hatinya disetiap hari - harinya...

17 tahun yang lalu ketika itu dirinya masih duduk dibangku kuliah...
Tiba - tiba saja si wajah teduh itu duduk disampingnya dan memperkenalkan dirinya...

Gendis bukanlah gadis yang supel...dia hanya tersenyum tak bersahabat...
Hari berganti hari si wajah teduh selalu duduk disampingnya...mengajaknya bicara, mengajaknya tertawa...
Entah kenapa ketika dia tidak duduk disampingnya tiba - tiba ada rasa kosong dihatinya...
Gendis sedih dan kecewa...tapi berubah tatkala si wajah teduh menghampirinya...
Si wajah teduh itu menyebut dirinya Pram...

Berlalunya hari,  Pram selalu mengisi hari - hari Gendis dengan tawa dan canda...
Tak pernah tergores satupun duka yang diberikan Pram untuk Gendis..
Suatu ketika mata Gendis hanya bisa membelalak tak percaya ketika Pram menyatakan rasa cintanya kepada Gendis...
"Tapi kau tau ...Aku tidak sendiri, aku sudah terikat, aku bertunangan..." ucap Gendis lirih
"Aku tau...dan akupun begitu, tapi ijinkan aku untuk mencintaimu...hanya mencintaimu, tak lebih..aku hanya memintamu memberi sedikit ruang dihatimu untukku..." ucap Pram bersungguh - sungguh..
Keduanya hanya bisa saling menatap....hati mereka sakit, karena keduanya telah dipertunangkan dengan pilihan keluarga masing - masing...

"Kamu tak harus menerimaku...aku hanya ingin menyayangi dan memberikan cinta ini hanya untukmu..." ucap Pram lagi.
Digenggamnya tangan Gendis yang gemetaran, tiba - tiba saja Gendis menangis, dan membenamkan tubuhnya dalam pelukan Pram...." Aku juga mencintaimu....tapi...." ucap Gendis dengan terisak...
Dipeluknya erat tubuh Gendis....Mata Pram pun basah oleh airmata...keduanya menangis...

Dalam hati mereka hanya berkata "Oh Tuhan akankah pada akhirnya kisah kami berakhir oleh kehendak orang tua kami...dan ini jugakah kehendak-MU?"....

Mereka tahu apa yang akan terjadi...mereka hanya menikmati masa yang ada untuk saling mencintai...
Hingga waktunya tiba...
Pernah Pram mengajak Gendis untuk lari...tapi Gendis tak mau melukai semua orang apalagi orang tuanya dan orang tua Pram...
Mereka hanya bisa pasrah dan pasrah...

Ketika waktunya tiba mereka harus menikah dengan pria dan wanita pilihan orang tua mereka...hari - hari dijalani dengan berat...
Gendis berusaha sebaik mungkin tidak mengecewakan semuanya...dia menghormati suaminya yang santun dan penyabar...
Gendispun menutup semua pintu untuk bertemu Pram, Gendis memutuskan untuk pindah rumah, menganti nomor telepon dan merahasiakan semuanya dari Pram....semua yang mengenal mereka berdua, Gendis memohon agar Pram tidak diberitahu...
Pram seperti orang gila...mencari informasi kemanapun dia bisa...tapi tak ada seorangpun yang memberitahunya dimana Gendis berada...
Pram benar - benar sudah terpuruk dengan cinta Gendis, hari-harinya dihabiskan dari satu tempat hiburan ke tempat hiburan lainnya...pernikahannya pun diujung tanduk...
Gendis tahu dari Sahabatnya, hati Gendis hanya bisa teriris pedih....tapi dia tak bisa meninggalkan keluarganya...apalagi sudah lahir Gendis kecil yang cantik buah dari perkawinannya...

Rasa rindunya selalu berusaha dia kubur dalam - dalam....ketakutanya hanya satu bagaimana apabila takdir mempertemukannya dengan Pram...
Gendis takut tak bisa mengendalikan hatinya yang memang hanya untuk Pram seorang..
Apakah Cinta ini akan menghancurkan semuanya...

Gendis hanya bisa menangis terisak tertahan, tak ingin suaminya mendengarnya...
Gendis hanya bisa menangis dan menangis menahan kerinduannya yang besar terhadap si wajah teduh Pram...Hatinya kering dan merangas, seperti ranting dan daun - daun yang berguguran dimusim kemarau...

Gendis mengeluh perlahan.... Oh Tuhan kenapa hidupku berada disini dan Cintaku tertinggal disana...?
Mata Gendis terpejam bersama deraian air matanya yang serasa tak kunjung habis...Hatinya pun tenggelam bersama kenangan cintanya yang tertinggal di hati Pram...tenggelam bersama malam yang semakin hitam dan kelabu...



Cerpen Pertama hasil Coretan Amatirku

3 komentar: