Judul : Sang Patriot
Penulis : Irma Devita
Penyuting : Agus Hadiyono
Penerbit : Inti Dinamika Publishers
280 h, 20,5 cm
ISBN 978-602-14969-0-9
Hadiah manis dari Syukuran bulan Maret para shobat-shobat blogger dari Jember, sebuah Novel Perjuangan yang berbasic True Story ini kisahnya penuh Kepahlawan, penuh air mata, penderitaan, semangat, cinta dan kebersamaan dalam kehidupan keluarga dan Negara.
Hadiah manis dari Syukuran bulan Maret para shobat-shobat blogger dari Jember, sebuah Novel Perjuangan yang berbasic True Story ini kisahnya penuh Kepahlawan, penuh air mata, penderitaan, semangat, cinta dan kebersamaan dalam kehidupan keluarga dan Negara.
Dalam novel ini menceritakan perjuangan
dan perjalanan hidup Mayor Muchammad Sroedji dan istrinya Rukmini,
dilatarbelakangi kisah perjuangan dalam masa penjajahan Belanda, Jepang sampai
mencapai Kemerdekaan dan masa agresi Belanda I dan II, hingga wafatnya beliau
ditangan Belanda dengan sadisnya. ( air mata sayapun ikut meleleh).
Kisahnya ditata dengan apik oleh penulis
yang merupakan cucu Sang Patriot, mbak Irma Devita. Penulis begitu teliti
menuliskan setiap detil sejarah, baik tempat hingga waktu-waktunya dan juga
istilah-istilah dalam bahasa Jepang dan Belanda. Tentu bukanlah sesuatu hal
mudah. Tetapi penulis bisa menumpahkan semua dalam tulisan dengan baik dan
cerdas sehingga menambah keakuratan sebuah cerita.
Sangat bagus untuk
dibaca para generasi muda agar mereka memahami dan mengerti arti sebuah
perjuangan, meraihnya dan memperjuangkannya. Tidak hanya dengan harta, bahkan
dengan nyawa sekalipun.
Dikisahkan Keluarga
Hasan dan istrinya Amni yang keduanya berasal dari Madura, yang memiliki putra
bernama Muchammad Sroedji yang merupakan putra kedua dari mereka. Sang putra
memiliki kemampuan lebih dibanding saudara dan teman-temannya dan mempunyai
keinginan kuat untuk bersekolah di jaman Kolonial Belanda, dimana untuk bisa
sekolah dimasa itu sangatlah sulit. Berbekal kegigihan Sroedji akhirnya dia
bisa merasakan pendidikan walaupun harus merelakan untuk tidak berangkat Haji
bersama keluarganya.
Hingga dia menjadi
seorang Mantri Malaria dan dijodohkan dengan Rukmini, seorang gadis yang
bercita-cita ingin bersekolah tinggi dan menjadi seorang Meester in de Rechten
/ seorang ahli hukum. Cerita berlanjut hingga keduanya menikah dan menetap di
Jember. Hingga pasukan Jepang menduduki Indonesia. Sroedji bergabung dengan
Pasukan PETA dan mewujudkan cita-citanya untuk menjadi Perwira. Dari sini
perjuangannya dimulai dari menjadi kadet hingga berpangkat Chuudanchoo/ Perwira
Menengah PETA. Dan diberi tugas membentuk Daidan dan merekrut rakyat Jember
menjadi tentara PETA. Hingga akhirnya Jepang menyerah setelah Nagasaki dan
Hiroshimo diluluh lantakkan oleh sekutu. Dan kemerdekaan diraih oleh bangsa
Indonesia
Ternyata perjuangan
belum berakhir, banyak pergolakan dalam negeri, seperti pemberontakan PKI dan
ketika Belanda dan Inggris silih berganti hendak menduduki lagi Indonesia. Mayor
Sroedji berjuang tanpa lelah dan tanpa henti bau membau dengan para pejuang
lainya. Perjuangan Sroedji sepenuhnya didukung oleh istri tercinta Rukmini yang
rela menderita bersama anak-anak mereka.
Ketika mereka harus
meninggalkan Jember untuk mengungsi ke Kediri, Rukmini membuktikan
ketegarannya, walaupun dalam keadaan hamil tua dan membawa anak-anaknya dan
menempuh perjalanan dengan jalan kaki melewati jalan yang sulit, hutan diterpa
angin, hujan dan dinginnya malam dengan bekal yang sangat minim, hingga
akhirnya dia sampai juga ditujuan. Disaat melahirkanpun dia harus rela sang
suami tidak menemaninya.
Hidup
berpindah-pindah untuk menyelamatkan diri dari kejaran penjajah ( karena
sebagai keluarga seorang Pimpinan pejuang, mereka menjadi target untuk
ditangkap, agar Sang Pimpinan pejuang segera menyerah ), hingga terdengar kabar
suaminya sudah gugur.
Perlakuan yang diluar
batas perikemanusiaan dilakukan oleh tentara Belanda terhadap Sroedji. Belanda
semula berniat dengan berbuat begitu maka rakyat menjadi menciut nyalinya, tapi
ternyata meleset, rakyat dan pasukan tentara seperjuangan Sroedji meradang dan
marah, mereka bersatu dan bertekad meneruskan cita-cita luhur Komandan Sroedji
mengusir Belanda dari Bumi Pertiwi.
Nyaris tidak ada
kesalahan dalam penulisan, tetapi dalam halaman 122, diceritakan bahwa Rukmini
dan rombongan bergerak dari Jember ke Kediri dengan berjalan kaki. tetapi
karena medan yang berat sehingga anak-anak dan Ibu mertuanya hanya mengungsi
sampai MADIUN, sedangkan Rukmini dan adik iparnya melanjutkan ke Kediri. Mungkin bisa menjadi koreksi, apakah
yang dimaksud MADIUN ini adalah MALANG ?, karena jika perjalanan dari Jember ke
Kediri tidaklah mungkin melewati Madiun, karena Madiun letaknya hampir mencapai
Jawa Tengah.
Semoga Novel
perjuangan ini bisa menjadi sumber bacaan yang menarik untuk seluruh Bangsa
dari yang muda dan tua , karena sangat menyulut semangat kebangsaan dan cinta
tanah air yang tinggi. Dan agar selalu mengingatkan bahwa harga sebuah
Kemerdekaan itu sangatlah mahal, tidak hanya air mata, tapi harta, jiwa dan
raga yang harus dikorbankan. Jadi Kemerdekaan yang diraih dengan susah payah
ini hendaknya diisi dengan sesuatu yang berguna dan bermanfaat untuk kejayaan
Indonesia.
Buku yang indah ya Mak. Sy belum membaca, baru kata pengantar tapi sudah mewek. Btw memangnya sudah ada lomba resensimya?
BalasHapusIya mak Niar...baca sp terakhir dibuat termehek2...terharu plus bangga...sy gak begitu ngerti lomba resensinya mbak...ya spontan sj td bkin resensi, hbs bukunnya bagus plus Ibu Mertua orang Jember jd teringat Ibu Mertua...jd sy share sj...ee td di inbox sm mbak Zuhanna Pritt klo bsk Launching lomba resensinya...ya sdh gpp tgl nambahi yg krg2....terimakasih mak Niar
HapusSaya baru membaca beberapa halaman, membaca novel ini harus dihayati betul, karena didalamnya banyak kisah perjuangan yang dibalut dengan percintaan dan pergolakan batin. Bahasanya bagus, mengalir, gaya bahasa novel yang saya cari-cari selama ini, karena membuat saya tidak sadar sudah membaca setengah bukunya. Walaupun bukunya kelihatan tipis, tapi isinya penuh, penuh makna tentang perjuangan ya Mak.. :)
BalasHapusBetul banget Mak...sy membaca klo bener2 lg gak ngapain2 krn ceritanya jg sambung menyambung, berhubungan satu dg yg lain....Semoga lekas selesai ya mak dan ikut lomba review bukunya...Terimakasih
Hapussaya belum tuntas membaca novel ini....review yang sangat bagus....
BalasHapuskeep happy blogging always...salam dari makassar :-)
Terimakasih Om...Insyaallah...salam hangat jg dr Sidoarjo...
HapusAku belum pernah membaca novel perjuangan (perang) sebelumnya Mak.
BalasHapusEh, emang harus langsung buat reviewnya ya?
Enggak sih mak...sy pingin sj bkin reviewnya...hbs novelnya bagusss...pdhl sumpah sy gak pernah bkin review buku....ni nekad lho mak Reni...
Hapusawesome review
BalasHapusjadi penasaran pengen baca :D
Goodluck!
Semoga menang kak ^^
Thankyu...hayuk baca novelnya dan ikut lombanya....Aamiiin
HapusTerima kasih atas partisipasinya ya Mbak. Ulasan yang cermat. Oh ya, untuk ketentuannya bannernya di link ke : http://letkolmochsroedji.org/
BalasHapusUrl didaftarkan di sini Mbak : http://www.acacicu.com/p/blog-page.html
Share url tulisan di twitter dengan mention akun @irmadevita dan @apikecil dengan Hastag #SangPatriot
Mohon dipenuhi persyaratannya ya Mbak. Maaf kalau merepotkan. Bila masih kurang jelas bisa langsung inbok saya ya Mbak. Kami tunggu revisinya.
Terima kasih :)
Ok mbak...terimakasih banyak....
Hapuswah rinci bangeeet resensi-nya mak.. Saya malah belum pernah baca novel perjuangan >.<
BalasHapus*mungkin harus dicoba*
Goodluck yahh mak untuk GA-nya, semoga gadgetnya nyangkut 1 disini :D
Amiinnnn....saya br ini bkin resensi buku mbak Rani...yah g tau hrs bgm...dibuat sj sesuai hati..btw terimakasih ya berkat postingan psng banner yg bs dilink di blog mbak Rani...sukses berat deh aku pasang banner diatas itu...sblmya bingung alang kepalang, sdh dikasih tips sm mbak Prit tp msh bingung *maklum emak gaptek pwoll*....hihihi
BalasHapusKunjungan dinas, hehe...
BalasHapusMbak Irowati, terima kasih atas review dan masukannya :)
wah ada kunjungan mas Juri....sama-sama mas...
HapusResensine komplit. jan Josh Gandhos. Top buwanget. mugo2 menang njeh Mak Ir
BalasHapusTerimakasih mak....tapi msh banyak yg lbh baik....dan yg menang Mak Wenny....hihi...tp sy tdk kecewa kok....hihi
Hapus